BATAM – Aneh tapi nyata. Istri Walikota Batam, Marlin Agustina melalui Gabungan Organisasi Wanita (GOW) kota Batam menggelar peringatan hari ibu ke-92 tahun 2020 lebih cepat daripada jadwal sebenarnya, Kamis 3 September 2020 yang lalu, di Golden Prawn Bengkong, Kota Batam.
Peringatan itupun mendapat sorotan dari Ernawati mantan Sekretaris GOW Kota Batam. Ia menyebut, peringatan hari ibu tersebut sarat akan kepentingan politik. Mengingat, Marlin Agustina yang juga bakal calon wakil gubernur Kepri, tampak menghadirkan Ansar Ahmad, bakal calon gubernur Kepri dalam acara tersebut.
“Sejak kapan peringatan hari ibu berubah dari 22 Desember menjadi 1 September?,” kata Ernawati.
Peringatan hari ibu kata Ernawati, telah ditetapkan melalui keputusan Presiden Republik Indonesia pada tahun 1959.
“Mau tau juga alasan ibu Marlin majukan peringatan hari ibu yang sudah menjadi ketetapan berdasarkan Keputusan Presiden sejak tahun 1959,” jelasnya.
“Keputusan Presiden masa dikalahkan sama keputusan istri Walikota Batam?, kata Erna yang mengaku aneh melihat peringatan hari ibu tersebut.
Ia mengingatkan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Batam yang merupakan organisasi yang mendapatkan anggaran dari APBD kota Batam agar tidak dijadikan azaz manfaat untuk kepentingan politik.
Tak sampai disitu, menyoroti peringatan hari ibu ke-92 yang digelar oleh GOW Kota Batam. Sekretaris DPC PDI-P Kota Batam sempat menuliskan sejarah peringatan hari ibu yang ditetapkan pada 22 Desember 1959, di berada akun Facebook miliknya. Berikut isi tulisan nya:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=774807863357439&id=100024846977430
JAS MERAH :
Jangan Melupakan Sejarah !!!
Tahukah anda kenapa Peringatan Hari Ibu dilaksanakan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya ?
Hari Ibu diperingati secara nasional pada setiap tanggal 22 Desember sejak diresmikan oleh Persiden RI Pertama Bung Karno dibawah Keputusan Presiden RI No.316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 bertepatan 25 Tahun Kongres Perempuan Indonesia…
Kesamaan pandangan untuk mengubah nasib perempuan di Tanah Air membuat berbagai organisasi perempuan yang ada di Sumatera dan Jawa berkumpul dalam satu tempat.
Mereka berdiskusi, bertukar pikiran dan menyatukan gagasannya di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta. Bermacam gagasan dan pemikiran diungkapkan dalam Kongres Perempuan pada 92 tahun lalu, 22 Desember 1928.
Selama tiga hari, dari 22 Desember sampai 25 Desember terdapat beberapa isu yang dibicarakan dalam pertemuan bersejarah yang dihadiri 600 orang dari 30 organisasi.
Isu yang dibahas antara lain pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang. Selain itu, kongres juga membahas dan memperjuangkan peran wanita bukan hanya sebagai istri dan pelayan suami saja.
Berawal dari situlah, persatuan dari beberapa organisasi wanita ini semakin kuat dan akhirnya tergabung dalam organisasi yang lebih besar, yakni Perikatan Perkoempolan Isteri Indonesia (PPII).
Sampai akhirnya, ketika Kongres ketiga, perkumpulan ini mematangkan dan menyuarakan mengenai pentingnya perempuan dan menetapkan 22 Desember, dimulainya Kongres Perempuan I pada 1928, sebagai Hari Ibu.
Mengapa 22 Desember?
Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung dari 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung menetapkan Hari Ibu diperingati tiap 22 Desember.
Pemilihan tanggal itu untuk mengekalkan sejarah bahwa kesatuan pergerakan perempuan Indonesia dimulai pada 22 Desember 1928. Setiap tahun, peringatan dilakukan untuk menghayati peristiwa bersejarah tersebut.
Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan keputusan presiden untuk menetapkan dukungan atas Kongres Perempuan III. Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959 akhirnya Hari Ibu resmi menjadi Hari Nasional.
Penetapan itu disesuaikan dengan kenyataan bahwa Hari Ibu pada hakikatnya merupakan tonggak sejarah perjuangan perempuan sebagai bagian dari perjuangan bangsa yang dijiwai oleh Sumpah Pemuda 1928.
Dalam kegiatan peringatan hari ibu yang ke-92 yang digelar GOW Kota Batam. Tampak hadir juga Wakil Ketua 1 TP PKK Kota Batam Ibu Hj. Erlita Sari Amsakar, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Batam Hj Hariyanti Jefridin. Turut hadir pula Walikota Batam Bapak H. Muhammad Rudi, SE.,MM, Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kepulauan Riau Ibu Dewi Kumalasari Ansar dan Wakil Ketua I DPRD Kota Batam Bapak Muhammad Kamaluddin.(**)