BATAM – Persoalan yang dialami Sofia Novitasari Siswi SMK Indo Malay School Batam yang lulus pada 2019 hingga kini belum memperoleh Ijazahnya, langsung mendapatkan respon dari Penanggung Jawab SMK Indo Malay School, Abdul Hakim, SS.,MA.
Abdul Hakim saat dikonfirmasi melalui pesan whatsAppnya membenarkan adanya penahanan ijazah milik Sofia Novitasari. Namun ia memiliki alasan terkait penahanan tersebut.
“Administrasi belum diselesaikan,” kata Abdul Hakim.
Abdul Hakim membantah, bahwa pihak sekolah memungut biaya uang perpisahan hingga 5 juta rupiah. Uang perpisahan hanya 500rb,” kata dia.
Meski tak menyebutkan secara rinci biaya administrasi yang belum dibayarkan Sofia ketika masih menjadi Siswi di SMK INDO MALAY SCHOOL Batam. Abdul Hakim menyebut, pernyataan Sofia bersama ayahnya. Pernyataan bohong.
“Ini pembohong. Pembohongan apa perlu ya ke meja hijau. kawan yang lain bisa dan bahkan mau nyicil. Sampai detik kelulusan gak ada cicilan,” kata Abdul membantah pernyataan Sofia dan ayahnya.
“Kurang lebih segitu tapi terinci pihak yayasan sangat baik hati memberi dispensansi dan bisa ikut ujian. Dari kelas X tunggakan demi tunggakan dan selalu diberi keringanan,” ungkapnya.
Ia meminta agar orang tua Sofia segera mencicil biaya administrasi yang belum dibayarkan. Sehingga dapat memperoleh ijazah Sofia.
“Solusinya dicicil. Yakin bisa,” tulis Dia melalui pesan whatsAppnya, Kamis, 10/9/20.
Abdul Hakim juga mengatakan, bahwa orang tua dari Sofia sering membuat keributan sejak kelas X. “Karena orang tuanya selalu pingin ribut dari kelas X, dari anggota partai-partai dan dinas dan pengawas uda ngelaporin indo malay. Apa itu niat baik,” jelas dia.
Lebih lanjut, ia pun mengaku, bahwa persoalan sama yang dialami oleh Sofia sering terjadi. Ia menyebut, banyak orang tua yang kemudian tidak memenuhi kewajibannya dengan SMK INDO MALAY SCHOOL.
“Bayar separuh dikasih dari tunggakan surat keterangan kebijakan. Karena bnyak yan melarikan diri setelah diberi ijazah. Sbgian orang tua,” ungkapnya.

“Orang tua yang gak wajar pingin ribut. Kalau niat baik pasti bisa. kewajiban diselesaikan hak baru tuntut. Itu yang bener!,” kata dia lagi.
“Uda dibantu sampai kelas 3 dan lulus gak bersyukur coba kalau yayasan lain ada yang seperti kita. 3 bulan uda disekors dan gak boleh sekolah,” kata Abdul yang terlihat kecewa atas pernyataan Sofia dan ayahnya. Yakni Sofian.
Diungkapkan dia juga, akibat persoalan ini. Pihaknya juga sempat didatangi pihak Dinas Pendidikan dan bahkan Anggota DPRD.
“Karena pengawas dan Disdik dan anggota dewan dari kelas XI uda banyak yang datang gara-gara satu orang tua ini,” terangnya.
Dalam berita sebelumnya, Sofia yang didampingi ayahnya yakni Sofian mengaku, tak bisa memperoleh ijazah nya hingga saat ini akibat belum mampu membayar biaya administrasi sekolah.
Bahkan kata dia, Sofia memiliki kewajiban untuk membayar biaya uang perpisahan hingga 5 juta.
Belum mendapatkan titik terang, Sofia yang didampingi ayahnya mengadu ke Lembaga Advokasi Partai Gerindra Kepri.
Dan aduan itu pun langsung di terima oleh Musrin, SH tim Lembaga Advokasi (LA) Partai Gerindra Kepri.(**)