BATAM – Dihadapan Calon Wakil Gubernur Kepri, Iman Sutiawan, SE.,MM. Ibu Liza 28 tahun dari Sumatera Barat yang kini menetap di Kota Batam curhat begitu sulitnya melamar menjadi guru di tingkat SMA sederajat di wilayah Provinsi Kepri.
Ibu Liza yang bergelar Serjana Ekonomi dari Fakultas STKIP Sumatera Barat menceritakan, berulang kali melamar, namun kesempatan itu tak juga di dapatkannya.
Baca: Nostalgia Mantan Pimpinan dan Anggota DPRD Batam, Mesrawati Tampubolon: Kita Siap BerSInergi
Baca: Masyarakat Bengkong BerSInergi, IMAN: Jika SD SMP Sudah Gratis, SMA Sederajat juga Kita Gratiskan
Tekad dia menjadi guru SMA sesuai jurusan yang ia miliki sangat lah tinggi.
“Bolak-balik saya melamar pak, sudah tak tahu berapa kali. Tapi selalu kesempatan itu tidak ada. Apakah kami yang tamatan dari luar Batam tidak bisa jadi guru disini pak Iman?, tanya Ibu Liza ke Iman Sutiawan.
Melanjutkan penyampaian aspirasinya. Ibu Liza mengungkapkan, bahwa dengan nilai IPK diatas 3,5 yang dimilikinya, seharusnya tidak lah sulit menjadi guru di Kepri.
“Namun faktanya, meski nilai saya segitu. Tetap saja sulit pak,” curhat Ibu Liza dengan wajah lesu bercampur kecewa.
Padahal, semangatnya untuk mengabdikan diri di wilayah Provinsi Kepri sangatlah tinggi. “Dulu kata orang bakal sulit kalau tidak berKTP Batam. Lalu kemudian saya ganti KTP menjadi KTP Batam. Masih juga tidak ada kesempatan. Padahal semangat saya untuk mengabdikan diri di Kepri sangatlah tinggi. Untuk apa ilmu ini saya dapat, jika tidak bisa saya salurkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” cetus Ibu Liza sambil tertunduk dengan mata berkaca-kaca.
“Saya mau bertanya pak Iman, apakah seperti saya ini tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi guru?, tanya lagi Ibu Liza ke Iman Sutiawan.
Setalah mendengarkan curahan hati Ibu Liza, Iman Sutiawan pun memberikan jawaban dari aspirasi Ibu Liza tersebut.
Iman menyebut, Ibu Liza adalah sosok yang sangat dibutuhkan di sekolah. “Dengan nilai IPK yang sangat baik. Sekolah sangat butuh guru seperti ibu. Memiliki semangat yang tinggi dan memiliki ketulusan untuk mengajar. Ibu jangan putus asa dan berkecil hati. Sekolah butuh ibu,” jawab Iman sambil memuji dan menyemangati Ibu Liza.
Lebih lanjut Iman Sutiawan mengungkapkan, bahwa kondisi saat ini, Kepri terbilang kekurangan guru yang profesional dan memiliki kompetensi yang baik.
Banyak ditemukan dia, masih ada guru yang bertahun-tahun masih berstatus honorer dan hanya memiliki tamatan SMA.
“Jika kita bicara di perkotaan, guru sangat banyak. Tapi kalau di pulau-pulau. Guru yang profesional dan memiliki kompetensi sangat kurang,” ungkapnya.
“Untuk itu, jika Soerya-Iman memimpin Kepri. Kita akan rekrut guru-guru yang profesional dan memiliki kompetensi. Kedepan kita ingin guru yang mengajar sesuai jurusan ataupun keahliannya,” tambah Iman.
Meski demikian, Iman mengakui bahwa, dalam rekrutmen calon guru di Wilayah Kepri memang masih memprioritaskan calon guru yang bertempat tinggal di Kepri.
“Memang kita harus akui. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Masyarakat Kepri memang diprioritaskan. Namun, bukan berarti ibu yang dari Sumatera Barat tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi guru di Kepri. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di Kepri. Jangan berkecil hati ibu. Suatu saat pasti ibu bisa mengajar disini,” kata Iman memberikan semangat ke Ibu Liza.
“Insyaallah bu, jika kami diberikan amanah. Orang-orang seperti ibu sangat kita butuhkan. Kita harus bersinergi agar bisa mewujudkan semua aspirasi ini,” jelasnya.
Setalah Ibu Liza menyampaikan aspirasinya dan mendapatkan jawaban dari Iman Sutiawan. Nurul Hasanah seorang siswi kelas 11 SMA di Batam tiba-tiba juga menyampaikan apresiasi terkait kekurangan guru di sekolah.
Siswi SMA yang masih berumur 17 tahun ini mengungkapkan, bahwa ditempat ia bersekolah masih ada guru yang tak begitu memiliki kompetensi.
“Soal guru pak Iman. Di sekolah tempat saya. Ada pelajaran yang kadang kita bingung. Setelah kita tanya ke guru, gurunya mala nyuruh kita tanya ke google. Artinya kan gurunya tak memiliki kompetensi,” cetus Nutul Hasanah.
Untuk itu, Nurul Hasanah yang masih duduk di bangku sekolah berharap, kedepan pemerintah dapat merekrut guru yang profesional dan memiliki kompetensi dalam mengajar.
“Jika gurunya memiliki kompetensi. Tentu akan berpengaruh terhadap anak didik,” kata Siswi SMA itu.
(Dms)