BATAM,AlurNews.com – PT Adhya Tirta Batam (ATB) berkomitmen untuk mendukung peningkatan profesionalisme PDAM di Indonesia dengan berorientasi pada pengembangan penerapan teknologi terkini serta pelayanan prima.
Setelah berhasil mengembangkan konsep Smart Water Company dan memaksimalkan pelayanan melalui penerapan inovasi teknologi SPARTA Smart System, kini ATB siap berkontribusi untuk memajukan industri pengelolaan air di Indonesia.
Salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ATB adalah teknologi pencatatan meter air pelanggan atau yang dikenal dengan Automatic Meter Reading (AMR). Pencatatan meter merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam pelayanan untuk pelanggan.
Sebenarnya sudah banyak PDAM yang sudah menggunakan catat meter berbasis teknologi. Namun, karena sistem yang dibangun belum terintegrasi dengan baik, maka keakuratan hasil dari pencatatan sering memicu masalah antara PDAM dengan pelanggan.
Permasalahan terbesar adalah terjadi selisih antara pemakaian air dengan tagihan air yang harus dibayar.
“Pencatatan meter membutuhkan keakuratan yang tinggi. Karena itu sistem harus dibangun dan dikelola secara professional agar pelanggan dapat terlayani dengan baik dan tidak merugikan pelanggan,”Ujar Head of Secretary ATB, Maria Jacobus.
Di akhir tahun 2020, beberapa PDAM dari berbagai kota seperti, Magelang dan Tanjungpinang telah menjalin diskusi intensif dengan ATB. Salah satunya adalah mengenai untuk sistem pencatatan meter berbasis teknologi.
Pengembangan teknologi catat meter ini memang menjadi hal yang perlu menjadi perhatian PDAM di Indonesia. Pengalaman ATB selama 25 tahun melayani kota Batam menjadi percontohan sempurna penerapan sistem catat meter yang baik.
ATB membangun sistem Mobile Meter Reading (MMR) dan Automatic Meter Reading (AMR). Paduan hardware dan software yang di rancang untuk menghasilkan pembacaan meter lebih akurat.
Begitu juga pengiriman data bacaan secara realtime disertai bukti foto dan koordinat akan membuat data bacaan meter lebih mudah untuk dianalisa. Termasuk jika terjadi pemakaian air terlalu tinggi atau rendah rendah.
“Kami juga dapat mengidentifikasi bila terjadi kebocoran jaringan pipa pelanggan. Ada kode peringatan bila ada kejadian khusus. Sehingga dapat dilakukan tindakan lebih cepat sebelum terjadi kerugian yang lebih besar,” jelas Maria.
Dengan sistem yang dikembangkan oleh ATB, petugas tidak hanya diharuskan meng-input data penggunaan air pelanggan, namun juga diwajibkan melampirkan foto aktual dari meter air tersebut, sehingga hasil pembacaannya lebih akurat.
Sistem catat meter berbasis digital memungkinkan ATB untuk menggunakan piranti dengan frekuensi radio dan GPS. Sehingga, dapat menjangkau area yang luas dan tempat yang sulit. Melalui alat tersebut, petugas dapat mengetahui konsumsi dan debit air setiap pelanggan meski tidak datang ke lokasi.
“Melalui teknologi tersebut, data pemakaian air dari setiap pelanggan dapat ditampilkan secara informatif dan real time,” pungkas Maria. (rls)