BATAM,AlurNews.com – Kematian Haji Permata yang tertembak saat dikepung oleh kapal Bea dan Cukai Tembilahan dan BC wilayah Kepri, mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Baik dari Kepri, Tembilahan hingga Jambi.
Dimana Haji Permata ditembak oleh oknum Bea dan Cukai pada Jum’at, 15 Januari 2020 yang lalu.
Baca: KKSS Tuntut Kematian Haji Permata, Kakanwil BC Kepri: Saya Siap Dipecat!
Baca: Di Kantor BC Karimun, Ketua KKSS Batam: Hutang Nyawa Dibayar Nyawa, Hutang Darah Dibayar Darah!
Kecaman berbagai kecaman datang sili berganti, tak terkecuali dari Rizki Faisal,SE.,MM Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Kepri yang juga merupakan Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepri.
Rizki Faisal yang sempat hadir melayat kerumah duka untuk menyampaikan belasungkawa menyatakan, bahwa ia sangat mengecam tindakan oknum BC yang menembak mati tokoh Bugis itu, tindakan oknum BC menurutnya sangatlah berlebihan.
“Ini Negara hukum, petugas juga memiliki batasan dalam mengambil tindakan tegas. Semua itu ada SOP nya. Tindakan ini sangat berlebihan, petugas seenaknya menghilangkan nyawa rakyat Indonesia. Saya sangat mengecam tindakan ini!, kata Rizki.
Sebelum menyatakan sikap, Rizki telah mendapatkan informasi, bahwa almarhum Haji Permata dan rombongan di kejar oleh petugas BC. Saat itu, BC melakukan pengejaran lantaran Haji Permata dicurigai sedang melakukan penyelundupan rokok dari Batam ke Tembilahan. Namun, kata Rizki, tindakan menembak mati seseorang itu sangat diluar SOP.
“Walaupun yang dibawanya itu bertentangan dengan hukum, melanggar kepabeanan. Harusnya dilumpuhkan dibagian kaki atau bagian lain yang tidak mematikan. Ini sudah seperti teroris yang dikepung lalu di tembak mati. Oknum BC seperti ini harus di proses,” tegasnya.
Selain meminta oknum BC yang menembak mati Haji Permata untuk diproses hukum, lebih lanjut, Rizki juga menduga psikologis oknum tersebut patut dipertanyakan. “Jika penembakan mati itu sangat mudah dilakukan, oknum tersebut harus di cek psikologisnya. Pemegang senjata itu bukan berarti bebas menembak mati orang. Ada aturannya. Komandan patroli nya juga harus diperiksa. Karena itu tak terlepas dari adanya perintah untuk menembak,” tegasnya lagi.
“Jika itu dilaut, kalau menurut petugas ada ancaman. Tentu masih bisa melumpuhkan speed boat nya atau petugas bisa menyingkirkan terlebih dahulu, apalagi petugas saat itu telah melakukan pengepungan, lebih banyak daripada yang melakukan perlawanan. Jadi tidak semestinya melakukan tembak mati. Ini Negara hukum, jangan seenaknya,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepri itu.
Untuk itu, atas kasus kematian Haji Permata tersebut, pihaknya mendorong penegakan hukum baik Polda Kepri maupun Polda Riau untuk memproses kasus ini dengan transparan.
“Kita minta aparat penegak hukum yang telah menerima laporan pihak keluarga korban agar memproses ini secara terang benderang. Jika terbukti bersalah, oknum yang menembak harus diproses secara hukum. Agar inj menjadi pelajaran bagi petugas lainnya,” harap dia.
Menanggapi aksi demo yang akan digelar warga Bugis di kantor Bea dan Cukai Karimun nantinya, Rizki tetap memberikan himbauan agar penyampaian aspirasi tersebut tetap tertib.
“Secara pribadi, saya juga merasa miris dan mengecam tindakan ini. Tapi saya minta, kita semua untuk tetap tenang dalam menyampaikan protes. Mari kita kawal bersama-sama proses hukum yang sedang berjalan. Kita percaya, penegakan hukum akan bisa menyelesaikan persoalan ini,” pintanya.
Dalam berita sebelumnya, Haji Permata tertembak saat posisi duduk di speed boat pancung. Ada dua peluru yang bersarang tubuh almarhum yang ditemukan oleh pihak RS Bhayangkara Polda Kepri saat dilakukan otopsi.
Setelah melakukan penembakan, pihak BC saat itu langsung meninggalkan jenazah almarhum Haji Permata yang sedang berada di speed boat pancung tersebut.
(Red)