KNKT: Tidak Benar Sriwijaya Air Meledak di Udara

Sejumlah serpihan pesawat Sriwijaya Air berhasil dievakuasi pada hari terakhir operasi SAR di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (21/1/2021). #FotoTirto

AlurNews.com, Jakarta – KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi telah mengungkapkan hasil investigasi terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ 182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 di perairan Pulau Laki dan Lancang. Mesin pesawat tersebut dalam kondisi hidup sebelum berbenturan dengan permukaan air, demikian hasil temuannya.

“Pada pukul 14.40 WIB, pesawat Sriwijaya masih memancarkan sinyal yang menunjukan berada di ketinggian 250 kaki, berdasar pada data yang ditemukan di automatic dependent surveillance- broadcast (ADP-B)” jelas Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono

“Terekamnya data sampai ketinggian dengan 250 kaki, mengidentifikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kondisi tersebut menunjukan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air,” kata Soerjanto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).

Baca juga : Warga Temukan Mayat Laki-laki di Hutan Dam Duriangkang

Baca juga : Ingin Capai Efisiensi SDM, Puluhan PDAM Padati Webinar ZoomBA

Selain itu, Soerjanto menjelaskan berdasarkan temuan dari Tim SAR Gabungan dalam hal ini, puing pesawat tersebar dalam wilayah lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 16 sampai 23 meter. Termasuk didalamnya ditemukan bagian pesawat seperti puing dari ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, serta bagian ekor.

“Bagian-bagian ini mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga belakang. Luas sebaran dan ditemukanya bagian pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” jelasnya.

“Jadi ada yang mengatakan pesawat pecah di udara itu tidak benar, jadi pesawat secara utuh sampai membentur air tidak ada pecah di udara,” tambahnya.

(ach)