Kisah Zul Padli S Dalimunthe, Anak PETANI yang Punya Semangat Tinggi

Zul bercerita, dari hasil ayahnya bekerja di sawah milik orang, seringkali tidak cukup untuk biaya kehidupan keluarganya. Terkadang, Zul bersama saudaranya yang lain hanya makan dengan lauk garam.

“Bisa dibilang, makan pun kadang ala kadarnya. Pernah juga kami makan garam sekeluarga. Tapi kami semua sebagai anak tidak pernah protes ke orang tua. Karena kami sadar, orang tua kami memang mampunya segitu. Jadi kami sudah bisa memahami kondisi itu,” cerita Zul.

Dari keterbatasan ekonomi dalam keluarganya, Zul tumpuh menjadi anak yang mandiri. Tak sedikitpun terucap rasa penyesalan terlahir dari keluarga kurang mampu.

Zul mengatakan, penghasilan dari hasil kerja ayahnya itu tidak lah menentu. Pasalnya, ayahnya hanya mengelola sawah milik orang lain. “Yaa,, kalau pas panen, hasilnya dibagi sama yang punya sawah. Jadi hasilnya itu kan tidak menentu. Nah,, dari hasil itulah untuk menghidupi keluarga kami,” kata Zul.

Sadar akan kekurangan yang dimiliki dalam keluarganya, Zul yang seharusnya masih merasakan nikmatnya bermain bersama teman-teman sebayanya, lebih memilih untuk membantu sang ayah tercinta.

“Sedari kecil saya sudah dibawah kesawah sampai saya duduk disekolah dasar (SD). Disaat saya kelas 3 SD sudah ikut membantu orang tua disawah walaupun kadang hanya sebagai penghibur rasa capek Mama saya,” cerita Zul mengenang masa kecilnya bersama orangtuanya.