“Meski begitu. Saya tak pernah menyesal dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu. Saya tetap bangga dengan orang tua saya,” ucap Zul kepada AlurNews.com, Rabu, 28/4/2021.
Selama putus sekolah, Zul fokus bolak balik kesawah membantu ke-dua orang tuanya. Ketika Subuh tiba, Zul mulai bersiap-siap ikut bersama orangtuanya ke sawah. Sawah lah tempat Zul mengobati rasa keinginannya untuk tetap bersekolah.
Bahkan, ketika di sawah pun, Zul sampai pernah membawa perlengkapan sekolah. “Karena niatku beras untuk sekolah. Biar saya tidak menjadi anak yang bodoh. Saya bawa alat sekolah ke sawah. Jadi ketika istirahat, saya baca buku dan saya buat soal dan jawab sendiri. Begitulah cara saya agar tetap dapat ilmu sekolah,” ceritanya.
Setahun berlalu, Pria yang penuh semangat ini bertekat memutuskan untuk merantau karena malu. “Saya malu, dikampung cuman saya sendiri yang tidak sekolah, dengan tekat yang kuat saya berangkat ke Medan menyusul saudara untuk bekerja disebuah Rumah Makan. Seminggu berlalu saya kerja di Rumah Makan,” kenangnya.
Dari rumah makan itu, Zul mulai mendapatkan biaya untuk bersekolah. Walau dirantau dan merasakan uang hasil keringat sendiri. Semangat Zul untuk sekolah tetaplah muncul. Zul pun akhirnya melanjutkan pendidikannya.
“Saya sudah merasa sanggup untuk bersekolah, disitu saya mendaftar disoklah SMAN 2 Medan Polonia. Alhamdulillah selama 3 tahun tidak ada kendala apa-apa sampai saya dinyatakan lulus. Setelah lulus ditahun 2013-2014 saya ingin pindah kerja kesalah satu PT yang ada di Medan, keliling-keliling melamar kerja tidak ada panggilan saya putus asa,” ceritanya.
