“Singkat cerita saya menghubungi Abang saya yang ada di Batam. Saya bilang, saya ingin menyusul mengais rezeki disana. Namun saya dihalangi agar tidak terbang ke Batam karena Batam juga sepi kerjaan, tapi karena tekat, saya tetap optimis harus terbang, saya pinjam uang saudara tempat saya kerja di rumah makan untuk beli tiket pesawat. Sesampai di Badara Hang Nadim saya telpon Abang saya minta di jemput lalu dijemput,” kata Zul.
Tiga hari di kota Batam, yang memiliki julukan “Batam. Jika anda tiba anda akan menyesal. Jika anda tabah anda akan menang”. Zul pun menikmati hidup di kota Batam. Dimana waktu itu, Zul bermotivasi, bahwa Batam adalah Surga mendapatkan pekerjaan. Bukan tanpa alasan, Batam dikenalnya sebelum tiba, sebagai kota industri yang sangat mudah mendapatkan pekerjaan.
Namun hampir setengah tahun, Zul tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Tidak ada satupun yang menghubunginya untuk bekerja. Rasa putus asa pun lagi-lagi sempat menghampirinya.
Tapi dengan adanya dorongan dari orang-orang yang mendukungnya, Zul bertahan di Batam. Hampir putus asa tidak ada kegiatan di Batam. Tapi waktu itu, saya mendengar tetangga ada yang mau masuk kuliah di salah satu kampus di Batu Aji yaitu kampus Universitas Riau Kepualaun (UNRIKA). Padahal waktu itu saya belum punya kerjaan tetap. Tapi, Saya juga optimis ingin mendaftar. Alhamdulillah saya mendaftar dan diterima,” ceritanya.
“Setelah saya kuliah beranjak ke semester 2 saya dapat panggilan kerja disalah satu PT. PT. Rapala Mukakuning, sebagai operator kontrak 2 tahun. Berjalan 1 tahun kerja dan di kampus saya mulai matang saya mengikuti organisasi internal kampus sampai external dan saya gabung disalah satu perkumpulan yang namanya GEMA TABAGSEL,” sambung Zul menceritakan pengalaman hidupnya.
Karena kegiatan pun kian banyak, Zul tak mampu membagi waktunya. Antar sekolah dan bekerja. “Kadang waktu saya tidak terbagi untuk kerja, kadang tidak masuk kadang terlambat sehingga habis kontrak 2 tahun tidak di sambung lagi. Tapi, dari organisasi saya mulai mengikuti pergerakan-pergerkan sampai ke sosial,”
“Di 2019 disaat pilpres saya mulai ikut gabung di partai politik, yakni partai Gerindra sebagai simpatisan hingga sekarang dipercaya mendampingi pak Iman Sutiawan Ketua DPD Partai Gerindra Kepri yang sangat saya hirnadan kagumi tersebut. Sehingga sekarang saya bisa merintis bisnis rumahan bisnis jualan online yang pengiriman keseluruh indonesia. Alhamdulillah sekarang kehidupan sudah lumayan tapi karena masa Pandemi Covid-19 pembeli berkurang, itu kita sudah paham karena seluruh dunia merasakannya. Kuliah sampai sekarang belum selesai, berhenti semester 6 menuju ke 7. Karena saya ambil cuti ingin bergerak ke masyarakat dulu dan berhubung keuangan kurang karena banyak berbagi ke sosial,” katanya.
Namun diakhiri Zul menceritakan lika liku kehidupannya itu, Zul punya motivasi tersendiri, dimana motivasi itu untuk memotivasi dirinya sendiri.
Zul punya mimpi besar, bagaimana dengan berbagai semangat yang tinggi, suatu saat bisa mengangkat derajat ke-dua orangtuanya.
“Motivasinya bagi saya. Bukan hanya bekerja saya dapat hidup tapi dengan berorganisasi saya dapat kehidupan yang lebih dari bekerja,” jelasnya.
(Tim)