Birgaldo: Investor Besar ke Batam, Jangan Malah Ditendang

Makruf cerita, pada 2018, ia terbang ke China. Ia bertemu dengan perwakilan BKPM di China. Dari sana, Makruf tahu banyak perusahaan Amerika akan memindahkan pabriknya ke luar China. Kebanyakan memilih Vietnam.

Makruf tak putus asa. Sepulang dari China, ia memutuskan jemput bola langsung ke Amerika Serikat. Tiga kota disinggahinya. Chicago sebagai pusat industri otomotif, New York pusat ekonomi dan Los Angeles.

AMM bertemu dengan beberapa investor gede. Ia meyakinkan bahwa investasi di Batam sangat menguntungkan. Makruf presentasi kelebihan dan keunggulan Batam.

Investor Amerika itu tidak percaya begitu saja. Investor Amerika itu membandingkan Batam dengan Vietnam. Di Vietnam mereka dapat tax holiday dengan nilai Rp. 250 miliar. Sedangkan di Indonesia senilai Rp. 500 Miliar. Belum lagi, di Vietnam dapat lahan gratis selama 3 tahun.

Keberatan investor Amerika itu dibawa Makruf ke pemerintah pusat. Ia menghadap Menko Perekonomian. Hasilnya, kebijakan tax holiday diperkecil menjadi senilai Rp. 200 Miliar. AMM juga memberikan lahan sewa gratis Wiraraja selama 5 tahun. Makruf punya program BBK Murah.

Makruf kembali ke Amerika bertemu dengan investor gede itu. Membawa kabar baik.

Plok..plok..plok.. tepuk tangan bergemuruh dari ruang pertemuan.

Rombongan AMM dan investor Amerika itu tepuk tangan. MOU langsung ditandatangani kedua belah pihak. Nilai investasinya sekitar 11 Trilyun. Gede sekali. Ada 11 perusahaan Amerika yang akan relokasi ke Kawasan Industri Wiraraja. Pada 2020, kontrak bisnis antara kedua belah pihak ditandatangani.

Sepulang dari Amerika, AMM segera konsolidasi. Ia menyurati BP Batam dan memohon agar BP Batam membuat saluran air agar pembuangan limbah dari KPLI-B3 tidak melewati lahan Wiraraja. Surat permohonan itu dikirim pada 13 November 2020.

Surat tertanggal 13 November 2020 itu tidak direspon. Maka, Budi Wansah, Direktur Wiraraja kembali mengirim surat permohonan tanggal 12 Januari 2021.