BATAM, AlurNews.com – Vaksinasi di Kota Batam mulai digencarkan. Tak hanya pemerintah daerah, vaksinasi juga gencar dilakukan secara mandiri oleh beberapa perusahaan hingga organisasi/asosiasi pengusaha.
Namun sayangnya, beberapa kegiatan vaksinasi beberapa hari belakangan hingga hari ini tampak mala menciptakan kerumunan massa yang cukup besar.
Diantaranya, Vaksinasi yang sempat diselenggarakan Tim Relawan Apindo Kepri pada Sabtu 12 Juni 2021 kemarin sempat menciptakan kerumunan massa yang mengabaikan protokol kesehatan.
Selanjutnya, kegiatan vaksinasi di wilayah Temenggung Abdul Jamal, yang juga sempat berujung kerumunan massa.
Dan hari ini, vaksinasi yang diselenggarakan di Mega Mall kembali menciptakan kerumunan massa. Tampak masyarakat berdesakan tanpa jaga jarak, dari dalam mall hingga halaman parkir Mega Mall.

Dari kerumunan massa yang terjadi dalam pelaksanaan vaksinasi massal tersebut, Utusan Sarumaha, SH. Anggota DPRD Kota Batam memberikan sorotan serius.
Baca juga : Viral Video Kerumunan Acara Vaksinasi Berhadiah di Batam: Panitia dan Peserta Abaikan Prokes
Ia meminta agar vaksinasi massal yang sempat menciptakan kerumunan dapat dievaluasi oleh pemerintah Kota Batam agar tidak terjadi kembali kerumunan berikutnya.
“Kejadian ini harusnya menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kota Batam agar tidak terjadi kerumunan berikutnya,” kata Utusan.
“12 kecamatan bisa dibagi dalam beberapa zonasi. Diback up Rumah sakit yang ditunjuk,” sebutnya.
Utusan juga menyebut, vaksinasi ini harusnya cukup diambil alih oleh Pemerintah Daerah. “Mestinyaa Vaksinasi semuanya diambil alih pemerintah
Kota Batam biar semuanya mudah dikontrol. Tidak seperti yang terjadi sekarang. Yang menimbulkan dampak kerumunan,” kata Utusan kepada AlurNews.com, Kamis, 17/6/21.
Politisi partai Hanura itu sangat mengapresiasi pihak-pihak yang telah mengambil bagian dalam kegiatan vaksinasi tersebut. Namun ia tetap meminta, kegiatan vaksinasi harus dipastikan kesiapan penyelenggaraan dalam mengantisipasi terjadinya kerumunan massa.
“Tentu kita apresiasi semua pihak
yang mengambil bagian. Namun kesiapan penyelenggaraan harus dipastikan. Jangan sampai terjadi klaster vaksinasi. Ini kita tidak mau,” ucapnya.
Baca juga : Berjubel Luar Biasa, Vaksinasi di Mega Mall Dibubarkan Aparat
Untuk itu, Ketua Fraksi Partai Hanura itu meminta agar vaksinasi dapat dibagi ditiap-tiap kecamatan, kelurahan, bahkan hingga tingkat RT/RW.
“Namun karena tidak steril, mestinya Pemerintah kota Batam cukup menggelar kegiatan vaksinasi tersebut di tiap kecamatan, kelurahan. Dengan melibatkan peran aktif RT RW. Dilibatkan secara keseluruhaan. Jika perlu, manfaatkan setiap posyandu untuk dijadikan tempat vaksinasi. Ini tentu akan mengurangi terjadinya kerumunan massa” sarannya.
Anggota DPRD Kota Batam itu juga menyarankan, agar tidak terjadi kerumunan massa dalam kegiatan vaksinasi, sebaiknya jumlah vaksinasi dapat dibatasi.
“Obsi kedua. Kalau pihak lain terlibat maka mesti harus dibatasi Jumlah setiap vaksin.
Tidak boleh beribu-ribu. Jangan sampai mau vaksin tapi menimbulkan persoalan baru,” sarannya lagi.
Utusan tak memungkiri, beberapa terakhir belakang ini hingga hari ini, vaksinasi massal telah menciptakan kerumunan. Utusan bahkan berharap Pemerintah Kota Batam membentuk tim vaksinasi keliling untuk mengantisipasi tidak terjadinya kerumunan massa.
“Kalau perlu Pemerintah Kota Batam siapkan petugas vaksin keliling perumahan. Sehingga mudah terlokalisir, mudah dijangkau oleh masyarakat,” kata dia.
“Pola pelaksanaannya mesti diubah. Tentu vaksin harus kita dukung tapi tidak menimbulkan hal-hal yang dilarang oleh pemerintah,” jelasnya.
Disamping itu, Utusan juga menyoroti tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi yang digalakkan oleh pemerintah pusat hingga daerah.
Kemarin, ratusan karyawan diwilayah mukakuning sempat mengalami efek samping, seperti demam tinggi, mual-mual hingga pusing. Dan sempat dilarikan ke beberapa rumah sakit di Batam.
Secara otomatis, kata Utusan, hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. Masyarakat bisa saja takut akan di vaksin.
Untuk itu, Utusan berharap, Pemerintah melalui pihak-pihak yang memahami tentang kesehatan dapat secara masif mengkampanyekan bahwa vaksinasi tidak berbahaya bagi setiap orang.
“Bagi yang awam akan tentang medis tentu akan takut di vaksin. Itu hal yang wajar. Manusiawi. Namun disinilah ada peran aktif orang-orang yang paham medis, memberikan edukasi ke masyarakat, bahwa vaksin itu tidak berbahaya. Harus dikampanyekan terus menerus. Agar tidak terjadi kecemasan ditengah masyarakat. Vaksin untuk sehat bukan untuk sakit,” terangnya.
(ach)