Bahkan, lahan untuk tempat ibadah seperti lahan untuk pembangunan masjid pun tidak terealisasi. “Awal kita beli rumah disini. Sudah dijanjikan akan ada lahan untuk fasum dan fasos, bahkan ada untuk masjid. Namun sudah bertahun-tahun kita disini. Tidak ada juga. Ada yang sampai tiga tahun. Tapi tidak ada penampakan apa yang dijanjikan developer itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata seorang warga yang enggan namanya dipublikasikan saat dihubungi media AlurNews.com mengatakan, bahwa warga yang bermukim di lokasi itu sudah enam (6) kali menggelar musyawarah/pertemuan dengan pihak developer. Namun hingga aksi hari ini. Belum juga mendapatkan jawaban yang pasti.
“Sudah 6 kali kita musyawarah dengan mereka (developer-red) tapi tidak ada kejelasan juga. Lahan untuk bangun masjid saja tidak ada. Pihak developer hanya janji-janji terus,” kata dia, Senin, 15/11/21 dini hari.
Terkait aksi unjuk rasa, kata dia, telah dilakukan warga sejak pagi hingga saat ini pukul 00:06 wib.
“Kita demo dari pagi sampai sekarang. Kami tidak terima. Kami minta kejelasan. Tidak mungkin, kami tinggal disini tidak ada masjid tempat kami beribadah berjamaah. Jangan kasih kami janji-janji manis,” ucapnya dengan rasa kesalnya.
Dari pagi hingga saat ini berunjuk rasa, warga lagi-lagi hanya mendapatkan janji untuk mendapatkan jawaban pada Senin Siang. “Lagi-lagi janji. Itu terus,” kesalnya.
Saat menggeruduk kantor pemasaran milik developer PT Adi Bintan Permata. Warga tampak membawa sebuah spanduk bertuliskan “Mana Lahan Ibadah”.
“Iya.. kami mempertanyakan, mana janji mereka. Menyediakan lahan untuk rumah ibadah,” ungkapnya lagi.
Parahnya lagi, warga sempat mendapatkan pernyataan dari pihak developer. Bahwa, lahan fasum dan fasos yang kemudian akan pula dibangun rumah ibadah seperti masjid. Bukan lagi milik developer PT Adi Bintan Permata. “Entah betul atau tidak. Kami dengar begitu. Katanya, lahan itu bukan milik developer PT Adi Bintan Permata. Tapi milik PT lain lagi,” jelasnya.
















