AlurNews.com – Pedagang tahu tempe di seluruh Indonesia merasakan imbas atas naiknya harga kacang kedelai. Sejumlah pedagang di daerah bahkan sempat melakukan mogok sebagai protes kepada pemerintah, atas naiknya bahan baku untuk membuat tahu dan tempe tersebut.
Namun kini, para pedagang kembali berjualan untuk menjalankan usaha. Pedagang terpaksa menjual tahu dan tempe lebih mahal, dari harga sebelumnya.
Di Pasar Tambun, Bekasi sudah kembali aktif berjualan. Mereka mengaku, dengan harga tahu tempe yang mengalami kenaikan, tak mengurangi jumlah pembeli yang datang ke lapaknya.
Hal itu diutarakan salah pedagang tahu tempe Malik di pasar tersebut, dia mengaku sudah mulai berjualan sejak Kamis (24/2/2022) lalu.
Harga tahu yang ia jual pun kini naik Rp100 per potong, sementara tempe naik Rp1.000 per 500 gram.
“Saya kemarin ikutan mogok jualan tiga hari. Jualan lagi hari Kamis. Harganya juga udah naik semua. Tahu naik Rp100 per potong, kalau tempe naiknya Rp1.000 yg ukuran 500 gram,” ujar Malik saat ditemui MNC Portal Indonesia, Senin (28/2/2022).
Dia mengatakan, saat ini pembeli sudah paham dengan situasi yang sedang terjadi.
Maka, saat ia menyampaikan perubahan harga ke pembeli, tak ada yang komplain.
“Mereka (pembeli) udah paham. Jadinya harga tahu tempe naik, enggak komplain. Pembelian juga sudah biasa. Enggak ada pengurangan karena mahal,” ungkapnya.
Senada, pedagang lainnya Baron juga menuturkan, harga tahu tempe di lapaknya mengalami kenaikan.
“Udah naik harganya. Tempe naik Rp1.000. Biasa saya jual Rp5.000 sekarang Rp6.000. Yang tahu naik Rp50 perak” bebernya.
Dia menambahkan, kenaikan harga tahu tempe tersebut tidak memberatkan konsumennya.
Pasalnya, pelanggan seperti pedagang pecel lele, baso maupun makanan lainnya tetap membeli dengan jumlah yang mereka inginkan tanpa mengeluhkan perubahan harga yang terjadi.
“Pembeli juga nggak masalah. Harganya masih terjangkau. Kitanya juga ngimbangin,” tandasnya. (ib)