Hujan es di Sagulung Batam, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena hujan es di Sagulung, Batam, Selasa (29/3/2022). (Foto: capture video YouTube Ayah Thalita Channel)

AlurNews.com – Fenomena hujan es terjadi di kawasan Sagulung, Batam menghebohkan warga Batam, Selasa (29/3/2022) sekira pukul 15.35 WIB.

Fenomena hujan es itu, sempat diabadikan oleh seorang warga dan viral di berbagai media sosial.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman menjelaskan, sebelum hujan turun tampak warna oranye menyelimuti awan Batam, selain awan hitam.

Warna oranye menunjukkan potensi awan hujan tinggi atau temperatur awan yang lebih dingin dari pada lainnya .

“Terpantau dari citra radar cuaca, bahwa terdapat kumpulan awan yang berpotensi hujan lebat di Pulau Batam bagian Selatan dan Barat Daya,” kata Prakirawan BMKG Batam, Suratman saat dikonfirmasi awak media, Selasa (29/3/2022).

Dijelaskan Suratman, fenomena hujan merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.

“Kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat, lebih banyak terjadi pada massa transisi atau pancaroba baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,” jelasnya.

Satu hari sebelumnya, kata Suratman, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara terasa panas dan gerah, diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)

“Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan comulus (awan putih berlapis – lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol,” terangnya.

Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).

“Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri,” katanya.

Lanjut, Suratman menyampaikan, biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang.

“Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak,” kata Suratman. (Atok Suprapto)