Cerita di Balik Demo Aliansi Mahasiswa Batam: Kami Diintimidasi hingga dapat Tindak Kekerasan

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Batam mendapat intimidasi dan kekerasan saat unjuk rasa tolak wacana penundaan Pemilu 2024 di DPRD Batam, Senin (11/4/2022). (Foto: istimewa)

AlurNews.com – Aksi demo Aliansi Mahasiswa Batam yang berlangsung pada, Senin (11/4/2022) kemarin ternyata tidak hanya diwarnai upaya agar massa aksi membatalkan aksi, namun juga diwarnai dengan tindak kekerasan yang dialami mahasiswa.

Hal ini diakui oleh Nanang Kurniawan selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Mahasiswa Batam, yang mendapat tindakan intimidasi sampai tindak kekerasan berupa pencekikan di leher hingga meninggalkan bekas.

“Sementara aksi yang kami lakukan Senin kemarin adalah aksi damai. Namun sejak awal, kami memang sudah diperlakukan secara kurang manusiawi,” ujarnya saat ditemui di kawasan Batam Center, Kamis (14/4/2022).

Luka bekas cekikan di leher yang dialami salah seorang mahasiswa saat unjuk rasa 11 April 2022 lalu di DPRD Batam. (Foto: istimewa)

Nanang mengakui akhirnya berani angkat bicara mengenai tindakan kekerasan yang dialaminya, setelah berkoordinasi dengan seluruh massa aksi.

Di mana dia juga menemukan fakta, bahwa kekerasan berupa tindakan pencekikan, tidak hanya dialaminya namun juga dialami oleh beberapa rekannya.

“Pelaku dari oknum kepolisian, mereka yang bertugas dengan tidak menggunakan seragam. Alias berpakaian bebas,” katanya.

Untuk diketahui, aksi Aliansi Mahasiswa Batam yang berlangsung Senin kemarin, dilaksanakan dengan lima poin tuntutan di antaranya, menolak Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 ke lima kali, menuntut Presiden menstabilkan harga bahan pokok, menolak kenaikan BBM, dan meminta pemerintah pusat mengkaji ulang pembangunan IKN.