Cerita di Balik Demo Aliansi Mahasiswa Batam: Kami Diintimidasi hingga dapat Tindak Kekerasan

Saat tiba di kawasan Batam Center sekira pukul 13.30 WIB, massa aksi langsung mendapat tindakan intimidasi, berupa pelarangan aksi yang dilakukan oleh oknum kepolisian berperawakan tinggi, gondrong, menggunakan t-shirt, dan menggunakan celana jeans.

“Kami sampai langsung dilarang untuk aksi, alasannya karena kami tidak mendapat izin. Sementara berdasarkan undang-undang, bukan izin melainkan pemberitahuan aksi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Kenapa Batam berbeda dengan Kota lain saat melakukan aksi serupa,” tanyanya.

Nanang melanjutkan, selaku koordinator, ia meminta rekan massa aksi untuk tidak menghiraukan intimidasi yang mereka dapatkan.

Namun tindakan tersebut memancing pihak kepolisian, yang langsung membuat barisan guna melarang massa mendekat ke area Gedung DPRD Batam.

Pada saat ini, sempat terjadi saling dorong antara petugas kepolisian dengan mahasiswa, dan tindakan pencekikan langsung dialami oleh beberapa mahasiswa.

“Karena kami juga membentuk barisan sambil bergandengan tangan. Namun perlakuan antara petugas berseragam dengan yang tidak berseragam berbeda. Petugas berseragam hanya menahan laju kami dengan tangan mereka di bagian dada. Namun yang tidak berseragam, beberapa tangan mereka langsung di leher kami. Bahkan saya sampai dicekik dan meninggalkan bekas sampai berdarah,” ungkapnya.

Untuk itu, saat ini pihak Aliansi Mahasiswa Batam mempertanyakan perlakuan intimidasi dari oknum kepolisian.

Tidak hanya mencekik hingga melarang aksi mahasiswa, Nanang juga mengakui bahwa seluruh massa aksi juga difoto satu persatu.

“Kita bilangnya demokrasi, namun kenapa seperti ini. Bahkan saat akan bubar, kami di foto satu persatu” paparnya. (Sirait)