AlurNews.com – Dua tahun pintu masuk ditutup imbas pandemi membuat warga Singapura rindu untuk liburan ke Batam dan Bintan.
Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat melakukan kunjungan kerja di Batam, Jumat (15/4/2022).
Titi mengatakan, informasi itu didapat setelah ia berdiskusi langsung dengan otoritas terkait di Singapura sekitar dua pekan lalu.
“Memang mereka mengatakan bahwa warga Singapura sudah rindu untuk keluar berwisata ke Batam dan Bintan, karena dekat,” ujarnya, dikutip dari Antaranews.com.
Namun saat ini masih ada kendala masuknya turis mancanegara ke Kepri, khususnya yang datang dari Singapura dengan menggunakan tes PCR.
Di Singapura, menurutnya, biaya tes PCR cukup tinggi dibandingkan Indonesia. Jika di Indonesia biaya PCR sekitar Rp300 ribu, maka di Singapura bisa mencapai 180 dolar Singapura atau sekitar Rp1,8 juta.
Kendala lainnya, hanya pihak-pihak tertentu saja di Singapura yang ditunjuk untuk melakukan tes PCR. Berbeda dengan Indonesia yang membolehkan pihak swasta turut memberikan layanan tes COVID-19, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan tersebut.
“Jasa PCR di sana yang melaksanakan PCR provider-nya PCR itu di network tertentu saja, beda dengan Indonesia dimana PCR itu diswastanisasikan, diprivatisasikan, sehingga tidak menjadi monopoli pemerintah,” jelasnya.
Adanya kendala itu, lanjut dia, membuat Pemerintah Indonesia melakukan dialog dengan pihak Pemerintah Singapura untuk membahas persoalan tersebut.
“Harapannya, kewajiban PCR di Singapura bisa diturunkan menjadi Antigen, karena biayanya lebih murah sekitar 15 dolar Singapura atau Rp150 ribu,” ujarnya. (ib)