AlurNews.com, Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), berhasil melanjutkan tren kinerja positif operasional pada triwulan I 2022 dan berdampak positif kepada kinerja keuangan triwulan I 2022. Triwulan I 2022, PGN berhasil mencatatkan Laba Bersih Tahun Berjalan Yang Diatribusikan ke Entitas Induk USD 118,5 juta (atau Rp 1,7 Triliun, dengan kurs IDR/USD: Rp 14.345). Laba bersih berasal dari pendapatan sebesar USD 836,9 Juta. Dari pendapatan tersebut, PGN mencatatkan, Laba Bruto sebesar USD 186,0 Juta, Laba Operasi sebesar USD 154,3 Juta dan EBITDA sebesar USD 313,4 juta.
“Alhamdulilah PGN berhasil melanjutkan kinerja positif 2022. Pemulihan kinerja operasional dari pemulihan ekonomi dan keberhasilan pengelolaan pandemi pemerintah berhasil menopang kinerja keuangan PGN sampai dengan triwulan I 2022. Kinerja volume niaga gas periode Januari s.d Maret 2022 mencapai 915 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi triwulan I 2022 adalah sebesar 1.325 MMSCFD,” jelas Direktur Utama PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto, 28/4/2022.
Peningkatan volume lifting minyak & gas di triwulan I 2022, meningkat menjadi 25.557 BOEPD dari 16.562 BOEPD serta adanya kenaikan ICP yang tinggi termasuk hal yang signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan TW 1 2022. Adapun transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan kinerja yang sangat signifikan yang mencapai 2,1 MMBOE dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,8 MMBOE. Demikian juga kinerja LPG processing mencapai sebesar 139 Ton per hari meningkat signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 121 Ton per hari.
Sampai dengan Maret 2022, total pelanggan PGN telah mencapai 750.660 pelanggan dengan rincian 746.307 rumah tangga, 2.446 industri dan komesial, serta 1.907 pelanggan kecil.
PGN dalam perannya sebagai Sub Holding Gas, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplier effect perekonomian nasional. Selain itu, PGN juga memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan.
“Kami menjalankan peran yang cukup challenging dalam rangka era transisi energi dari fosil ke EBT. Dengan posisi kunci sebagai salah satu aggregator gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat,” pungkas Haryo.
NB