Agen Wisata Keluhkan Harga Tiket Feri Batam-Singapura Mahal

Aktivitas penumpang di Pelabuhan Feri Internasional Batam Center. (Foto: AlurNews.com)

AlurNews.com – Pemerintah pusat akhirnya resmi menghapus syarat asuransi bagi Warga Negara Asing (WNA), yang akan masuk ke Indonesia yang mulai berlaku sejak 8 Juni 2022 lalu.

Hal ini tertuang dalam Addendum Surat Edaran no 19 tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri Pada Masa Pandemi COVID-19

Pemilik Josaphat Travel Batam, Ripka Sembiring, mengatakan sangat mengapresiasi langkah pemerintah dalam memajukan pariwisata.

Menurutnya pasca pandemi Covid-19, biaya asuransi sangat memberatkan bagi wisman.

“Kebijakan ini sungguh sangat menggembirakan bagi pengusaha travel agent (agen wisata) yang menangani tamu dari luar negeri (inbound). Tingkat kunjungan ke Batam pasti naik,” terangnya, Jumat (10/6/2022).

Meski begitu, diakuinya para agen travel harus bekerja keras untuk mendatangkan dan meyakinkan wisatawan mancanegara (wisman) agar mau berkunjung ke Kota Batam.

Tak jarang para travel agent membuat promo sendiri untuk menggaet wisman, sebab, harga tiket feri yang masih mahal.

Ia menjelaskan, sebelum COVID-19 harga tiket feri hanya Rp300 ribu pulang-pergi, namun sekarang harganya naik menjadi Rp800 ribu pulang-pergi.

“Masin ada satu hal lagi yang sedang kami perjuangkan yakni tiket feri yang masih mahal,” kata dia.

Lanjut, dirinya meminta agar pemerintah memberikn solusi terkait harga tiket yang masih mahal.

Pihaknya juga meminta memberikan kebijakan Visa On Arrival (VOA) bagi negara yang berpotensi masuk ke Kepri.

“Mohon pemerintah melakukan diskusi dengan pihak operator kapal feri agar harga tiket reasonnable dengan harga tiket individu dan grup dibedakan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Boeralimar mengatakan, akan memangil pihak pengelola pelabuhan untuk membahas harga tiket.

“Tiket belum, nanti dalam waktu dekat saya akan kumpulkan pengelola feri. Utang kita dua lagi pertama tiket, kedua pelabuhan pembukaan Singapura,” katanya

Diakuinya, memang kenaikan harga tiket itu disebabkan besarnya biaya operasional.

“Operasional besar bayar karyawan, perbaikan ini itu,” katanya. (Sirait)