Calon PMI Ilegal Lolos Jalur Resmi, Romo Paschal: Ada Oknum Bermain

Aktivis HAM Kota Batam, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus saat berbicara sebagai narasumber agenda Penyuluhan Kepaspadaan Dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan tantangan ATHB di wilayah Kecamatan Nongsa, Senin (27/6/2022). (Foto: AlurNews.com)

AlurNews.com – Aktivis HAM Kota Batam sekaligus Pastor Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Kepri, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus geram lantaran tidak ada pelaku yang berhasil diungkap dalam kecelakaan kapal yang ditumpangi calon PMI ilegal di perairan Nongsa.

“Hari ini hari ke-14 atau dua pekan setelah peristiwa 30 orang calon PMI mengalami kecelakaan di sekitar Pulau Putri, Nongsa. Menariknya, sampai sekarang tidak ada satupun berani bicara siapa pemilik kapal dan siapa tekongnya,” ujarnya saat berbicara sebagai narasumber agenda Penyuluhan Kepaspadaan Dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan tantangan ATHB di wilayah Kecamatan Nongsa, Senin (27/06/2022).

Kegiatan dilaksanakan di Kantor Camat Nongsa yang diselenggarakan oleh Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Batam dihadiri Kesbangpol Kota Batam, Babinkamtibnas se Kecematan Nongsa, Babinsa, pengurus FKDM Nongsa dan FKDM Kecamatan Batam Kota serta tokoh masyarakat.

Lebih jauh disampaikan Romo Pascal, bahwa kasus tersebut seperti senyap begitu saja tanpa adanya pelaku yang bisa dibawa ke meja hijau, karena semua pihak diam. Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan FKDM di Kecamatan Nongsa ini sangat mendukung kedepan untuk saling berbagi informasi.

Soal penyeludupan orang ke Malaysia, Romo mengatakan ada keterlibatan oknum-oknum. Dari pangkat kecil sampai pangkat tinggi ikut adil. Penyelundupan tidak hanya dilakukan dari jalur belakang (ilegal) namun kini juga dilakukan dari jalur depan (pelabuhan resmi) seperti di Pelabuhan Feri Batam Center.

“Paling sedikit 50 sampai 100 orang yang berangkat dari jalur depan setiap harinya dengan biaya Rp5 juta sampai Rp6 juta. Jumlah perputaran uang tersebut sangat besar untuk meloloskan para calon PMI ini berangkat ke Singapura dan Malaysia tanpa dokumen yang sah untuk bekerja sebagai PMI. Kalau tidak percaya tanyakan ke Polsek KKP dan petugas Imigrasi di pelabuhan. Ada kode khusus yang dimainkan agar para calon PMI ini bisa lolos,” jelasnya sembari mengatakan memiliki bukti keterlibatan oknum di sana.

Kota Batam, kata Romo, merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat perhatian nasional bahkan internasional. Karena menjadi pintu keluar para PMI. PMI ini adalah korban dari keganasan mafia. Kenapa, karena mereka hanya ingin bekerja bukan mencari kaya, tapi dapat menghidupkan keluarganya di kampung, memperbaiki kondisi rumah dan bertahan hidup.

“Pemerintah bisa saja nilai tidak serius selama ini menanggani PMI. Sudah tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan di tempat asalnya, pendidikan yang tinggi dan sekarang tidak bisa melindungi warganya. Padahal para PMI ini berangkat dari jalur belakang bukan mereka tidak tahu risikonya, mereka tahu, tapi itulah jalan terakhir bagi mereka untuk dapat bisa bertahan, sedangkan para oknum ini memanfaatkan mereka,” tegasnya.

Pengiriman TKI jalur belakang (laut) pernah terjadi pada tahun 2016, sekitar 85 orang meninggal dunia. pertiswa itu juga terjadi di periran Nongsa. Namun terjadinya kecelakaan laut pada saat itu, tidak bisa menghentikan aktifitas penyeludupan orang sampai saat ini. Tidak bisa di laut Nongsa, mereka berpindah ke wilayah Tanjung Uban, Barelang dan pindah ke Provinsi lain.

“Secara geografis wilayah Kepri lautan, sehingga kegiatan ilegal ini sudah terjadi sejak lama. Namun apabila Polri-TNI dan instansi lain serius ke depan, aktifitas ini bisa tidak terjadi lagi. Untuk itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyampaikan berbagai informasi untuk dapat melakukan pencegahan,” tutup Romo Paschal. (ib)