Masuk SMAN Sederajat di Batam Harus Bayar Uang Pelicin?

Ilustrasi. (Foto: istimewa)

BATAM, AlurNews.com – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK di Kota Batam menyisihkan kisah kelam yang muncul setiap tahunnya.

Salah satu calon wali murid di Kota Batam, bercerita praktik jual beli kursi pada PPDB tingkat SMA dan SMK negeri masih terjadi di dekat lingkungan tempat tinggalnya.

Calon wali murid tersebut mengatakan, bahwa anaknya mengikuti seleksi PPDB di sekolah yang tak jauh dari rumahnya tersebut tidak lolos karena nilainya yang terbilang rendah.

“Tapi ada orang tua murid lainnya kemarin ngasih tahu. Kalau mau lulus, coba minta bantu komite sekolah. Tapi pakai uang katanya,” ujarnya sembari meminta namanya dirahasiakan, Rabu (6/7/2022).

Karena ingin menyekolahkan anaknya di sekolah negeri tersebut, ia akhirnya menemui pihak sekolah dan disarankan untuk mencari jaringan atau kenalan di Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri agar bisa masuk sekolah negeri.

“Saya ketemu wali murid lainya. Mereka bilang, kalau mau masuk harus bayar Rp5 juta sampai Rp15 juta agar diterima. Tapi saya mana sanggup. Saya orang susah. Masa anak saya mau sekolah dibuat susah juga,” ceritanya.

Calon wali murid tersebut akhirnya hanya bisa pasrah mendengar uang pemulus untuk masuk ke sekolah negeri yang cukup tinggi.

“Saya hanya bisa pasrah, jika harus pakai uang pemulus saya tak sanggup. Sebenarnya, soal uang pemulus ini, sudah lama terdengar. Sebelum-sebelumnya juga pernah saya dengar. Sampai-sampai orang tua murid bayar ke orang dalam demi anaknya bisa diterima,” ujarnya.

Ia mengatakan, dirinya mengetahui bahwa hampir setiap tahun permasalahan PPDB selalu saja timbul tapi tidak ada aksi konkrit dari pemerintah untuk menyelesaikan.

“Kami orang tua hanya bisa berharap, oknum-oknum yang memanfaatkan momen sulit ini bisa ditindak tegas,” ujarnya

Padahal untuk mendapatkan pendidikan yang layak sudah dijamin oleh pemerintah, namun hal tersebut cukup sulit diakses oleh masyarakat kecil seperti dirinya.

“Anak kami ini mau sekolah, jangan patahkan semangatnya. Karena permainan uang pelicin,” ujarnya. (Bob)