Kemenparekraf Coba Gaet Orang Asing di Singapura Liburan ke Batam

Pulau Ranoh, menjadi salah satu destinasi wisata turis asing saat liburan ke Batam. (Foto: Instagram Pulau Ranoh)

AlurNews.com – Kepri menjadi daerah tujuan wisatawan asing (wisman) untuk berlibur ke Indonesia, selain Bali dan Jakarta. Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang berusaha mengejar potensi turis baru dari Singapura. Mereka adalah orang-orang asing yang tinggal di Singapura.

“Sasaran tujuan wisatanya adalah Batam, Bintan, atau Tanjungpinang. Kemudian juga ada Bali yang pasti jadi destinasi utama Indonesia,” kata Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Nia Niscaya, Kamis (7/7/2022) dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Ia mengatakan, potensi orang asing di Singapura berwisata ke Indonesia cukup besar. Apalagi orang-orang asing yang kebanyakan adalah pekerja atau ekspatriat ini merupakan turis-turis berduit.

Meski begitu harus ada aturan-aturan yang diperbaiki untuk menarik turis-turus berduit ini ke Indonesia. Aturan utama yang harus diubah adalah soal bebas visa bagi mereka yang memiliki keterangan sebagai pekerja atau ekspatriat di Singapura.

Karena menurut Nia, selama ini para ekspatriat di Singapura lebih memilih untuk berplesiran ke Johor, Malaysia. Salah satu alasan utamanya adalah mereka tidak perlu memiliki visa. Para ekspatriat ini pasti memerlukan tempat rekreasi yang menarik dan tidak dimiliki Singapura. Batam, Bintan, dan Tanjungpinang memiliki kesempatan untuk menarik mereka, karena lokasinya berdekatan dengan Singapura.

“Kami ingin adanya aturan bebas visa bagi warga negara Eropa atau India yang tinggal di Singapura. Kalau kita tidak memiliki fleksibilitas ini, maka mereka akan diambil oleh kompetitor. Mereka saat ini lebih mudah ke Johor karena tidak perlu pakai visa Ini tantangan buat kita. Bagaimana memanfaatkan posisi Singapura sebagai hub, dan kita punya destinasi wisatanya. Jadi regulasi adalah kuncinya,” papar Nia.

Para turis berduit dari Singapura ini memang memilik potensi besar untuk memutar ekonomi di lokasi-lokasi wisata Indonesia, khususnya Batam, Bintan, atau pun Tanjung Pinang.

Pada kesempatan yang sama, Sulaiman Shehdek, selaku Country Manager at Visit Indonesia Tourism Officers (VITO) mengatakan, Singapura tidak memiliki daerah wisata domestik. Ini menjadikan Indonesia memiliki peluang besar.

“Biasanya para ekspatriat atau orang Singapura itu pergi ke Johor Baru, atau Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang,” katanya.

Namun Indonesia masih kalah dari Malaysia. Sulaiman memaparkan, jumlah wisatawan dari Singapura ke Bayam, Bintan, dan Tanjung Pinang menurut data 2019 sebelum pandemi, mencapai 1,5 juta orang per tahun.

Sedangkan wisatawan Singapura yang ke Malaysia, baik lewat Johor atau pesawat mencapai rata-rata 10 juta per tahun. “Bagi orang asing di Singapura, ke Indonesia perlu visa, sedangkan ke Malaysia bebas visa,” cetusnya.

Karena itu pemerintah Indonesia akan mulai meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah Singapura, untuk menarik orang asing ini berwisata ke Indonesia.

Pada kesempatan itu, Nia juga menerangkan soal fenomena mahalnya tiket pesawat dan bagaimana pemerintah Indonesia merespons hal tersebut.

“Kami sudah berbicara kepada maskapai, saat Covid terjadi pesawat berhenti, kru berhenti. Saat mulai normal, mereka mulai kembali melakukan pemulihan kembali. Saat ini bengkel pesawat antre dan kru harus di-training kembali,” jelas Nia.

Kondisi ini membuat ketersediaan pesawat masih belum bisa memenuhi kebutuhan penumpang yang tiba-tiba meningkat. Sehingga harga tiket naik tinggi dan menjadi tidak terjangkau.

“Tapi kami sudah mendapatkan permintaan dari sejumlah maskapai untuk izin terbang baru. Dan kami siap memfasilitasi kepada Kementerian Pehubungan sehingga izin-izin terbang bisa keluar untuk mengatasi supply pesawat ini,” katanya. (ib)