AlurNews.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar operasi pasar di Pasar Aviari dan Pasar Sagulung selama 3 hari yang dilakukan pada tanggal 25 hingga 27 Juli 2022.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Musni Hardi K Atmaja menuturkan, pelaksanaan pasar murah ini dikhususkan untuk komoditas utama penyumbang inflasi bahan pangan (volatile food) yaitu aneka cabai terutama cabai merah, dan telur ayam ras yang harganya mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya TPID dalam rangka pengendalian inflasi khususnya inflasi volatile food,” paparnya
Operasi pasar yang dilakukan juga diharapkan dapat mendorong efisiensi rantai distribusi sehingga dapat membantu masyarakat memperoleh aneka cabai dan telur ayam ras dengan harga lebih terjangkau.
Selain itu, melalui kegiatan operasi pasar ini menunjukkan bahwa ketersediaan pasokan cabai mulai meningkat dengan harga yang mulai menurun.
“Ke depan, penurunan harganya diharapkan terus berlanjut seiring dengan mulai panennya beberapa sentra produksi cabai antara lain di Mataram, Palu, Yogyakarta, dan Sumatera Utara,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui bahwa pasokan aneka cabai khususnya cabai merah dalam 2 bulan terakhir menurun dikarenakan beberapa sentra produksi baru memulai musim tanam.
Sebagian besar sentra produksi cabai di Kota Batam juga baru akan memulai panen dalam jumlah yang cukup banyak pada bulan Agustus dan September 2022.
Pasokan cabai merah di pasar saat ini masih mengandalkan sumber pasokan dari luar daerah mengingat Kota Batam bukan merupakan daerah produsen bahan pangan.
Upaya lain yang dilakukan TPID Kota Batam dalam menjaga ketersediaan barang, antara lain dengan memperkuat koordinasi dengan asosiasi distributor di Kota Batam.
“Tidak hanya itu, TPID juga secara rutin melakukan koordinasi dengan asosiasi distributor,” ungkapnya.
Hal ini dilakukan untuk menjaga dan memastikan agar pasokan kebutuhan pokok dari daerah produsen ke Kota Batam dapat terus berjalan lancar dengan rantai distribusi yang semakin efisien.
Selain itu, TPID Kota Batam juga telah melakukan kerja sama antar daerah (KAD) dengan beberapa daerah produsen bahan pangan, antara lain dengan Pemkab Simalungun dan Pemkab Tapanuli Utara.
Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pasokan bahan pangan khususnya aneka cabai dan hortikultura lainnya ke Kota Batam.
Pemerintah Kota Batam, Bank Indonesia, dan instansi terkait lainnya yang tergabung dalam TPID Kota Batam juga terus mendorong perluasan lahan produksi bahan pangan khususnya cabai merah.
Melalui sinergi antar anggota TPID termasuk Bank Indonesia, dalam waktu dekat di Kota Batam setidaknya akan dilakukan perluasan lahan aneka cabai sebesar 11,5 hektare yang tersebar di Sembulang, Rempang Cate, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Jadi Makmur.
Selain itu, TPID juga melakukan pembinaan kepada kelompok petani lokal di Batam diantaranya di Pulau Setokok, Sembulang, Rempang Cate, Nongsa dan Tembesi.
Program pembinaan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui penerapan teknik budidaya yang lebih baik, penguatan kelembagaan melalui pembentukan koperasi dan pendampingan akses pembiayaan bagi petani.
Dukungan juga diberikan dalam bentuk pemberian bantuan alat produksi seperti traktor, rumah bibit, dan pelatihan. Melalui program tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang berkesinambungan di Kota Batam.
Selain itu, pada saat terjadi inflasi tinggi, TPID Kota Batam juga dapat berkolaborasi dengan koperasi untuk melakukan upaya stabilisasi harga seperti Operasi Pasar pada saat ini.
Dengan rantai distribusi dari produsen ke konsumen akhir yang lebih efisien, maka harga dalam operasi pasar dapat lebih rendah dibandingkan harga di dalam pasar, sehingga masyarakat mendapatkan cabai dan telur dengan harga yang lebih terjangkau. (Sirait)