Aturan PP 24/2022 Sudah Dirilis, Konten Kreator Batam Akui Masih Bingung

YouTubers asal Batam, Albert Austin. (Foto: AlurNews.com)

AlurNews.com – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo resmi menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 bagi pelaku ekonomi kreatif.

Walau demikian, para pelaku ekonomi kreatif terutama dari sisi konten kreator digital, mengaku masih bingung dengan aturan tersebut, terutama mengenai pasal kemudahan mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan perbankan dan non perbankan.

Hal ini seperti diakui salah satu konten kreator dari Batam, Albert Austin sebagai pemilik kanal YouTube Jinz Ultimate Channel.

“Mengenai adanya pasal yang mengatur bahwa kami bisa melakukan pinjaman ke bank. Itu masih membingungkan. Kenapa ada pula ada fitur seperti itu,” terangnya saat ditemui, Jumat (29/7/2022).

Untuk diketahui, PP Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 24 tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.

Salah satu poin penting adalah skema pembiayaan berbasis kekayaan intelektual atau intellectual property (IP), dengan kata lain para pelaku ekonomi kreatif terutama konten kreator dapat menjadikan konten seperti yang ada di platform YouTube sebagai jaminan pinjaman ke perbankan.

“Tentang hal ini, saya selaku konten kreator belum mengetahui secara pasti. Apabila kami melakukan pinjaman dengan konten sebagai jaminan, bagaimana nanti skema pengembalian dana dan aturannya,” lanjut Albert.

Albert sendiri mengakui, hingga saat ini baik dari pihak Pemerintah ataupun Perbankan, belum melakukan sosialisasi mengenai aturan tersebut.

Adapun aturan ini, juga disebutnya hanya diketahui dari pemberitaan yang berkembang, serta informasi dari masing-masing konten kreator yang ada di Batam.

“Itulah yang buat kami bingung. Karena informasi hanya dari mulut ke mulut. Sementara sosialisasi belum ada,” tegasnya.

Walau begitu, Albert menuturkan dari sudut pandang lain, aturan ini diprediksi memiliki sisi positif terutama dalam segi pengawasan isi konten.

Dimana saat ini, ia juga mengakui adanya kehadiran konten yang bersifat sensitif, serta dapat membuat konten kreator tersandung masalah.

“Mungkin dari sisi positifnya, Pemerintah ingin mengandeng konten kreator. Dimana kita sendiri tahu, banyak konten yang bersifat sensitif dan mungkin saja akan berdampak buruk bagi si pembuat konten,” ungkapnya.

Menjadi konten kreator yang aktif sejak tahun 2018 lalu, Albert juga mengakui hal ini membawa rezeki yang dapat melebihi penghasilan dari kerjaan utamanya.

Menyajikan konten dengan segmen review lokasi liburan dan produk, kini Albert sudah bisa mendapatkan kesempatan lain seperti endorse produk dengan bayaran yang cukup.

“Namun hal ini membutuhkan perjuangan panjang. Pernah sebulan saya mendapat endorse 5-6 kali dengan bayaran satu konten sebesar Rp1 juta. Tentu saja bayaran ini melebihi UMK Batam saat ini. Itu belum termaksud pendapatan dari YouTube,” paparnya. (Sirait)