AlurNews.com – Harga mi instan bakal naik tiga kali lipat imbas perang Rusia-Ukraina. Perang antara kedua negara itu membuat ratusan ton gandum tertahan. Alhasil, pasokan gandum ke sejumlah negara termasuk Indonesia berkurang sehingga harganya jadi naik.
“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin (9/8/2022) dikutip dari CNNIndonesia.com.
Syahrul mengatakan stok gandum Indonesia masih tergantung pada impor. Karenya, gangguan pasok ini sangat berpengaruh pada kebutuhan dalam negeri.
“Saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyampaikan kenaikan harga gandum akibat invasi Rusia ke Ukraina akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi di Indonesia. Sebab, Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.
“Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum,” papar Jokowi.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina. Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.
“Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton. Stok gak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton,” urai Jokowi.
Kemudian, saat berkunjung ke Rusia, Jokowi juga menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin. Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.
“Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka). Barang itu gak bisa keluar dari Ukraina dan gak bisa keluar dari Rusia,” kata Jokowi. (ib)