AlurNews.com – Pemko Batam mengakui hingga saat ini pihak Pertamina belum melakukan pertemuan terkait pembahasan kelangkaan solar yang saat ini terjadi di Kota Batam.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menerangkan pentingnya pertemuan antara kedua belah pihak ini, terkait kemungkinan pihak Pertamina yang akan melakukan penghematan suplai BBM jenis solar bagi Kota Batam.
“Sampai saat ini, belum ada pertemuan atau diskusi antara Pertamina dengan Pemko Batam terkait keluhan masyarakat tentang BBM solar,” ujarnya, Selasa (16/8/2022).
Sebelumnya, Manager Area Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Agustiawan menyampaikan saat ini pihaknya memiliki salah satu opsi untuk melakukan penghematan suplai BBM ke seluruh SPBU hingga akhir tahun 2022.
Hal ini dikarenakan distribusi BBM jenis solar di Kepri diperkirakan melebihi telah kapasitas, saat ini kuota BBM Bio Solar per Juli 2022, mencapai 117.301 kilo liter sementara realisasinya sudah over 11 persen.
Sementara, realisasi sampai akhir Juli 2022 sebesar 75.692 kilo liter dan realiasi hariannya sampai 335 kilo liter perhari.
“Kalau nanti memang mau dilakukan opsi penghematan, pasti yang akan terdampak adalah rakyat Kota Batam. Kalau ada kebijakan, seharusnya ada diskusi terlebih dahulu dengan instansi atau pihak yang kompeten. Sehingga bisa menerapkan kebijakan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak,” paparnya.
Amsakar juga menambahkan, saat ini pihaknya juga sedikit mengalami kesulitan apabila ditanyakan mengenai fungsi pengawasan dalam penyaluran BBM bersubsidi.
Hal ini dikarenakan adanya aturan yang tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014, yang menjelaskan segala kewenangan mengenai energi menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi.
“Baik dari pengawasan penyaluran, perizinan, hingga pengawasan lapangan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki kewenangan. Semua ada di Provinsi,” ungkapnya.
Untuk saat ini, Amsakar juga meminta agar Pertamina dapat kembali memikirkan kebijakan mengenai pilihan penghematan suplai BBM.
“Sebelumnya kita juga pernah menghadapi hal yang sama, bahkan sampai ada operator kapal yang tidak bisa berlayar akibat ketiadaan BBM. Namun hal ini ada jalan keluarnya. Kita berharap Pertamina dapat mencari jalan keluar lain,” harapnya. (Sirait)