Stok Vaksin Terbatas, Baru 4.742 Tenaga Kesehatan di Kepri Divaksin Booster Kedua

Tenaga kesehatan di Kepri mulai hari ini akan diberi vaksin booster kedua. (Foto: antaranews.com)

AlurNews.com – Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana berpendapat vaksin keempat atau booster kedua untuk tenaga kesehatan di wilayah itu belum bergerak normal.

“Kalau vaksin untuk tenaga kesehatan biasanya bergerak cepat karena mereka paham betul bahwa vaksin itu kebutuhan di masa pandemi. Karena itu, awalnya kami perkirakan target vaksinasi tercapai dalam 1-2 bulan, namun setelah sebulan berjalan baru mencapai 33,58 persen atau 4.742 orang,” kata Tjetjep di Tanjungpinang, Selasa, 30 Agustus 2022.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu mengungkapkan persediaan vaksin booster kedua yang terbatas menyebabkan vaksinasi tersebut berjalan lambat. Vaksin Moderna sejak awal digunakan untuk booster kedua.

Setelah jumlahnya terbatas atau hampir habis, jumlah tenaga kesehatan yang suntik vaksin keempat tersebut rata-rata 5-10 setiap hari.

“Sekarang stok Moderna kosong,” ucapnya.

Pemerintah pusat telah mendistribusikan Pfizer sebanyak 16.056 dosis untuk Pemprov Kepri. Vaksin itu digunakan untuk melaksanakan program vaksinasi booster kedua.

“Jumlahnya cukup memadai,” tuturnya.

Tenaga kesehatan di Kepri yang sudah vaksin dosis pertama untuk tenaga kesehatan di wilayah itu mencapai 20.295 orang atau 143,72 persen, dosis kedua 19.974 orang atau 141,45 persen, dan dosis ketiga mencapai 18.158 orang atau 128,59 persen.

“Vaksinasi dosis pertama hingga ketiga melebihi target,” jelas dia.

Terkait jumlah kasus aktif covid-19 di Kepri, Tjetjep menyatakan penambahan pasien masih terjadi setiap hari, meski tidak signifikan. Setiap hari juga ada pasien yang sembuh.

Kasus aktif covid-19 di Kepri tinggal 108 orang, berkurang empat orang. Kasus aktif di Kepri tersebar di Kota Batam 45 orang, 33 orang, 25 orang, empat orang dan Lingga satu orang.

Kabupaten Kepulauan Anambas dan Natuna nihil kasus aktif. “Kasus kematian akibat covid-19 jarang terjadi,” imbuhnya. (ib)