AlurNews.com – Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya Melayu Natuna (Kompas Benua) secara konsisten melestarikan budaya dan sejarah di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Berdiri pada tahun 2018, Kompas Benua terus bergerak di bidang pencarian sejarah dan pelestarian budaya khususnya di Natuna.
Penggagas Kompas Benua, Ryannaldo Noorhidayat mengatakan, pendirian komunitas berawal dari kekhawatiran akan budaya lokal yang kian tergerus arus modernisasi dan globalisasi.
“Komunitas ini menjadi wadah bagi para pemuda dan masyarakat bersama-sama melestarikan budaya dan sejarah yang ada di Natuna,” katanya, Senin (12/9/2022).
Berbekal 10 anggota dan relawan, Kompas Benua melakukan pencarian budaya dan penelitian sejarah.
Hasil penelitian kemudian dikemas dalam bentuk tulisan dan infografis yang dipublikasikan di media sosial untuk diketahui publik.
“Kita mainnya di medsos, tiap hari Rabu kita ada bikin kamus mini di instagram tentang bahasa lokal, tiap Kamis kita posting pantun,” tuturnya.
Selain melakukan pencarian budaya dan penelitian sejarah, Kompas Benua juga mengajak anak-anak muda usia sekolah dan mahasiswa berkemah di situs-situs sejarah sembari mempelajari sejarah dan budaya.
“Kita melaksanakan tur sejarah bersama anak-anak sekolah kita ajak ke situs-situs sejarah dan melakukan camping,” ujarnya.
Kini berkat konsistensinya dalam melestarikan budaya dan sejarah, Kompas Benua mendapat anugerah setelah memenangi kategori Kebudayaan Melayu dari Semangat Kepri Award 2022.
Award ini digagas oleh Anggota DPRD Kepri 2 periode, Sirajudin Nur sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh-tokoh inspiratif yang telah mengabdi tanpa pamrih.
Sirajudin mengatakan, Kompas Benua memang berhak mendapatkan anugerah, konsistensinya dalam pelestarian budaya dan sejarah Melayu tidak perlu dipertanyakan lagi.
Sejak berdiri, Kompas Benua telah melaksanakan kegiatan pencatatan cerita rakyat, kunjungan situs, pelestarian seni, pendampingan tim riset, dan promosi wisata.
“Saya sangat mengapresiasi Kompas Benua yang selalu konsisten melestarikan budaya dan sejarah Melayu,” ucapnya.
Sirajudin berharap, award bisa memotivasi Kompas Benua untuk semakin bersemangat mendedikasikan diri melestarikan sejarah dan budaya Melayu.
“Semoga ini bisa menjadi pemantik untuk semakin semangat bergerak dan berkarya di bidang budaya dan sejarah,” harapnya. (ib)