AlurNews.com – Warga Kampung Setokok Kecamatan Bulang Kota Batam, Zahrin Rahmat berhasil memenangi Semangat Kepri Award 2022 di Mega Mall Batam, Sabtu (10/9/2022) pekan kemarin.
Ia mendapat penghargaan dalam kategori ekonomi kerakyatan berkat usahanya meningkatkan nilai jual ikan tamban melalui pengolahan.
“Awalnya banyak nelayan yang menjual ikan tamban dalam bentuk utuh dan belum diolah sehingga nilai jualnya murah,” ujarnya, Rabu (14/9/2022).
Zahrin menuturkan, langkah awalnya untuk meningkatkan nilai ikan tamban sempat mendapat cemoohan dari warga, namun itu tak ia hiraukan dengan mendirikan Kelompok Pengolah Pemasar (Poklahsar) Anak Nelayan Mandiri.
Melalui Poklahsar ini, Zahrin merubah pola ekonomi masyarakat yang semula menjual langsung hasil tangkapan mereka untuk dijadikan olahan ikan.
Ikan tamban utuh yang hanya dihargai Rp7.000 per kg bisa menjadi Rp200.000 per kg ketika diolah dan dikemas menjadi ikan asin.
Perlahan tapi pasti, warga pun mulai berbalik menerima dan ikut dalam memproduksi produk turunan dari ikan tamban ini.
“Saat itu kami mengolah ikan tamban menjadi ikan asin. Oleh kelompok lain, kami dicemooh karena ikan asin itu nilainya kecil. Bahkan ikan tamban itu hanya jadi pakan untuk ikan-ikan dari kelompok lain di kampung,” tuturnya.
Berkat kerja kerasnya, Zahrin yang awalnya hanya memiliki 3 penyuplai ikan tamban kini meningkat menjadi sekitar 20 orang. Jumlah ibu-ibu yang bekerja membersihkan ikan juga meningkat signifikan.
Berkat Poklahsar Anak Nelayan Mandiri pula semakin banyak masyarakat yang membentuk kelompok pengolahan dengan mengoptimalkan stok ikan tamban di perairan Pulau Setokok yang melimpah.
Ikan tamban menari, lanjut bapak dua anak ini, juga semakin dikenal seiring semakin banyaknya warga yang memproduksinya. Bahkan sudah melakukan ekspor ke luar negeri seperti Brunei Darussalam dan Taiwan.
“Kalau pengiriman ke Malaysia dan Singapura sudah sering. Kemarin ada rencana juga untuk pengiriman ke Eropa, tapi masih kami pelajari sistemnya,” bebernya.
Zahrin menerangkan, pengolahan tamban menari juga sering didatangi instansi pemerintah seperti Dinas Perikanan Papua Barat, Bangka Belitung, dan perusahaan swasta dari Jakarta.
Mereka tertarik mempelajari proses pengolahan ikan tamban menjadi lebih bernilai seperti yang dilakukan Zahrin dan masyarakat Setokok.
Kini, produk tamban menari tidak hanya ikan asin saja. Sudah bertambah dengan produk Ikan tamban segar, fillet ikan tamban, ikan tamban giling, ikan tamban salai, dan kerupuk ikan tamban.
Limbah ikan tamban juga dimanfaatkan jadi pupuk organik cair (POC) yang baru-baru ini diekspor ke Malaysia untuk dimanfaatkan menjadi pakan ternak.
“Dari Malaysia itu minta dibuatkan tepung untuk pakan ikan. Mereka minta 1 ton setiap bulan,” terangnya.
Zahrin menambahkan, ia membutuhkan campur tangan pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur pengolahan Ikan Tamban di kampungnya.
Infrastruktur berupa peralatan pendukung pengolahan produk sesuai dengan permintaan pasar dan pengembangan SDM di kampungnya.
“Saat ini belum mampu memenuhi permintaan membesarkan poklahsar, karena ada fasilitas yang belum maksimal,” tambahnya.
Perihal penghargaan yang ia dapat beberapa hari lalu seperti tersebut di awal, Zahrin mengaku hal tersebut sangat bernilai baginya. Pengakuan yang menjadi penyemangat.
“Semoga akan banyak pegiat-pegiat yang mendapat penghargaan. Mereka yang memberi manfaat pada masyarakat, yang itu membantu pemerintah juga,” ucapnya.
Anggota DPRD Kepri 2 periode yang juga penggagas Semangat Kepri Award 2022, Sirajudin Nur mengapresiasi Zahrin Rahmat yang terus meningkatkan olahan ikan meskipun awalnya mendapat cemoohan.
Bagi Sirajudin, sebagai wilayah kepulauan dan stok ikan yang melimpah, Kepri sangat membutuhkan sosok seperti Zahrin Rahmat.
“Saya salut dengan Pak Zahrin yang berhasil mengubah cemoohan menjadi pujian dan penghargaan, jangan lelah untuk memotivasi dan mengajar masyarakat meningkatkan olahan ikan,” ucapnya. (ib)