Relawan RSKI Mengadu ke DPRD Kepri, Apa apa?

Para relawan RSKI Galang mengadu ke DPRD Provinsi Kepri. F Fernando.

AlurNews.com – Relawan medis dan non medis dari Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) COVID-19 Galang, Batam, mengadu ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau (DPRD Kepri), Rabu (14/9/2022).

Kedatangan para relawan ini, disebabkan intensif yang belum dibayarkan. Ada sebanyak 145 tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan, yang mengadukan nasibnya ke DPRD Provinsi Kepri

“Belum dibayar dari Januari 2022 hingga saat ini. 8 bulan. Nominalnya 2,5 – 3 juta per orang. Belum ada titik terang sampai sekarang,” kata  Koordinator Relawan RSKI Galang, Alhamzah, Rabu (14/9/2022).

Para relawan, kata Alhamzah sudah melakukan rapat internal termasuk dengan para petinggi RSKI. Akan tetapi hingga saat ini belum ada titik terang. 

Ia berharap aduan tersebut dapat membuahkan hasil. Alhamzah memiliki kekhawatiran hak mereka tidak jelas, jika RSKI tak beroperasi lagi.

Baca juga : Kasus Covid Terus Menurun, Pasien RSKI Galang Tinggal 36 Orang

“Kami tahu rumah sakit ini diperpanjang sampai akhir tahun. Nanti kalau sudah tutup atau bubar bagaimana. Kami juga sudah surati presiden,” ujarnya. 

Wakil Ketua II DPRD Kepri, Raden Hari Tjahyono mengaku prihatin dengan masalah para relawan itu.  Permasalahan ini harus segera diselesaikan dan dikomunikasikan hingga ke pemerintah pusat.

“Pak Bisri (Dinkes) sarankan untuk bisa memberitahukan ke Pemprov agar bisa jadi mediator ke pemerintah pusat,” ujarnya. 

DPRD Kepri akan berupaya membantu para relawan itu dengan wewenang yang dimiliki. Ia merasa perjuangan para relawan itu tentu tak bisa dipandang enteng. Apalagi mereka telah berjuang sejak virus COVID-19 mewabah di Kepri.

“Kalau lewat Pemprov tidak bisa, kita coba ke DPR RI. Kami turut empati agar haknya dipenuhi karena mereka sudah berjuang,” ucap Raden Hari. 

Terpisah, Kepala Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang Kolonel Ckm dr Robert Simanjuntak MARS membenarkan bahwa intensif yang belum dibayarkan adalah uang lelah. 

Baca juga : Relawan Mahasiswa Batam Berbagi Sembako Ditengah Pandemi COVID-19

“Gaji pokok tidak ada kendala. Hanya saja yang belum dibayarkan itu uang lelah atau uang makan,” kata Robert. 

Mengenai besaran insentif makan ini, Robert menuturkan bahwa pihak BNPB membayarkan sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta. Besaran anggaran ini merupakan perhitungan untuk konsumsi para relawan yang telah bertugas di RSKI sejak tahun 2020 lalu.

“Hitungan nya per hari, relawan medis mendapatkan jatah makan tiga kali sehari. Sementara untuk relawan non medis mendapat jatah konsumsi satu kali dalam sehari,” ungkapnya.

Robert sendiri mengakui bahwa saat ini masih menunggu hasil keputusan dari BNPB RI, terkait insentif makan bagi para tenaga relawan.