AlurNews.com – Penyakit jantung koroner mengintai warga perkotaan. Hal ini berdasarkan survey dari Kementerian Kesehatan, yang menyatakan bahwa masyarakat perkotaan banyak menderita penyakit jantung koroner.
Penderita jantung koroner di kota prevalensinya 1,6 persen, sedangkan masyarakat di perdesaan hanya 1,3 persen.
Penyakit jantung ini termasuk menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Anggota PERKI Isman Firdaus mengatakan tingginya angka penyakit jantung di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang.
Baca juga : 7 Hal Ini Bisa Menyebabkan Kolestrol Mudah Naik
”Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK),” ujarnya, dikutip dari laman kemkes.go.id, Jumat (16/9).
Dia mengatakan 50 persen penderita jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Untuk menghindari penyakit jantung koroner ini, Isman mendorong masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat.
Di masa pandemi Covid-19 ini orang dengan komorbid terutama penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner berisiko tinggi jika terpapar Covid-19.
Baca juga : Adik Sultan Yogyakarta Berpulang karena Serangan Jantung
Sebab hal itu akan membuatnya mengalami perburukan, bahkan kematian.
Oleh karena itu, masyarakat, khususnya yang memiliki komorbid agar
menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk memberikan perlindungan yang optimal dari paparan Covid-19.