STY: Jika Ketua PSSI Mundur, Saya Mundur

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong. (Foto: istimewa)

AlurNews.com – Pelatih Timnas Indonesua Shin Tae-yong (STY) berbicara panjang lebar mengenai Tragedi Kanjuruhan dan tuntutan mundur ke Ketum PSSI, Mochamad Irawan. Pelatih Korea Selatan itu membuka peluang mundur dari posisi pelatih Timnas Indonesia.

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022. Sebanyak 132 korban jiwa jatuh usai Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Tembakan gas air mata dari pihak kepolisian memicu situasi tak terkendali. Akibatnya, ratusan korban jiwa pun tak terhindarkan.

Enam tersangka sudah ditetapkan akibat Tragedi Kanjuruhan. Dirut PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita, dan Panpel Arema FC, Abdul Haris, yang menjadi dua di antaranya.

Desakan mundur untuk Iwan Bule mengapung, sampai ada petisi mendesak agar dia segera meninggalkan jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Shin Tae-yong mengucap belasungkawa untuk korban tragedi Kanjuruhan. Pelatih 52 tahun itu akan mundur kalau Iwan Bule mundur.

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan, Malang. Saya juga seorang suami dari istri dan seorang bapak dari 2 anak. Saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga korban,” kata Shin Tae-yong dalam unggahannya di Instagram.

“Saya ingin memberikan harapan kepada semua orang Indonesia yang tersakiti karena tragedi kali ini walaupun dukungan saya tidak dapat menjadi kekuatan yang besar bagi keluarga korban. Cara saya untuk memberi harapan adalah memberikan hasil baik dengan berprestasi di sepak bola yang masyarakat sukai.”

“Seseorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI. Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri. Karena saya pikir jika terdapat kesalahan dari rekan kerja yang bekerja bersama sebagai 1 tim, maka saya pun juga memiliki kesalahan yang sama.”

“Kita adalah 1 tim. Sepak bola tidak bisa sukses jika hanya performa 11 pemain inti saja yang bagus, bukan juga hanya staf pelatih saja yang bagus, kita bisa mencapai kesuksesan ketika semuanya menjadi satu tim mulai dari pemain inti, pemain cadangan, staf pelatih, official, semua karyawan federasi termasuk Ketua Umum.”

“Itulah filosofi sepakbola saya. Sepakbola adalah salah satu olahraga yang tidak akan bisa menang dengan hanya 1 orang saja yang bagus kinerja kerjanya. Saya dengan masyarakat Indonesia dapat mengembangkan sepakbola Indonesia bersama setelah saya datang ke Indonesia pada tahun 2020. Ini adalah prestasi atau hasil yang dibuat oleh para pemain, fans dan Ketua Umum PSSI yang memilih saya.”

“Sangat disayangkan nyatanya semua tanggung jawab dialihkan kepada Ketua Umum. Beliau telah mengembangkan sepakbola Indonesia secara keseluruhan. Pasti bisa juga mengatasi keadaan ini dengan baik. Saya pun akan berusaha lebih keras agar sepakbola Indonesia lebih maju lagi.”

“Sebagai penutup, sekali lagi saya ingin mengucapkan bahwa saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban, keluarga korban dan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Shin Tae-yong menambahkan. (ib)