Kemenperin Sebut Pemerintah Akan Bangun Pabrik Semikondutor di Batam

Ilustrasi aktivitas di pabrik semikondutor. (Foto: paultan.org)

AlurNews.com – Pemerintah indonesia berencana akan membangun pabrik semikonduktor di Batam. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier.

Ia menuturkan bagian paling hulu dari industri semikonduktor adalah kemampuan berfikir manusia. “Ini kita akan bangun di Batam. Jadi nanti anak-anak pinter Indonesia yang tadinya di luar negeri bisa terangsang masuk ke ekosistem itu,” ujarnya, Rabu (9/11/2022) dikutip dari tempo.co.

Taufik belum berani menjelaskan waktu pembangunan dan profil investornya. Namun, dalam diskusi pemerintah, rencana tersebut masuk ke dalam kerangka Indo Pasific Economic Framework (IPEF).

Menurut Taufik banyak negara termasuk Amerika Serikat berlum tertarik berinvestasi untuk pabrik semikonduktor di Indonesia karena belum memiliki informasi yang cukup. Sehingga diberikan informasi dan mereka akan follow up.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat. Paling tidak kebanggaanlah buat Indonesia punya pabrik semikonduktor,” kata Taufik.

Dia menceritakan bahwa pemerintah sempat mengadakan diskusi dengan Amerika soal potensi Indonesia untuk semikonduktor. Salah satunya pasir silika yang merupakan bahan untuk mencetak semikonduktor

“Itulah yang kita purpose, nanti setelah ini kita juga diskusi lengkap dengan USINDO. Jadi minta pengusaha Amerika untuk mem-follow up proyek-proyek kita bahwa nanti Indonesia harus punya satu desain center untuk semikonduktor,” ucap Taufik.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya pada tahun 1985-1986 Indonesia itu punya peluang memiliki pabrik semikonduktor. Namun, karena waktu itu tidak boleh otomatisasi, harus menggunakan tenaga kerja, perusahaan Amerika bernama Cargil berpindah ke Malaysia.

“Saya buka statistik itu kita harusnya bisa ekspor USD 135 juta. Lha aset kita itu pindah ke sana. Itu kan keputusan rasional dari perusahaan. Itu perusahaan Amerika juga Cargil,” tutur dia.

Sehingga, sebenarnya zaman itu Indonesia kehilangan karena itu merupakan semikondukto itu merupakan fundamental industri elektronik. “Mudah-mudahan bisa masuk ke arah penguatan ekosistem semua, buat mobil listrik dan semuanya,” kata Taufik. (ib)