AlurNews.com – Cuaca buruk yang melanda Kepri beberapa pekan terakhir berakibat pada harga sayuran di Kabupaten Bintan dan Lingga. Harga sayuran di dua kabupaten ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan pada bulan Januari lalu.
Hal itu disampaikan oleh salah satu pemasok sayuran yang biasa menjual bahan-bahan sayurannya untuk di Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan.
“Dalam seminggu ini, naik sangat tinggi karena faktor cuaca kapal jalan tidak menentu, Roro kadang jadwal berubah-ubah mengikuti cuaca, kalau kapal kayu ada yang tidak berani berlayar,” ujar Zainal, salah satu pedagang di Bintan yang biasa memasok ke Lingga dan Bintan, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Semakin Pedas, Harga Cabai Setan di Batam Tembus Rp120 Ribu per Kg
Beberapa bahan sayuran mengalami kenaikan mulai dari Rp5.000 sampai Rp6.000 seperti harga sayur bayam yang biasanya perkilo dijual pedagang Rp10.000 beberapa hari ini dijual dengan harga Rp15.000.
Zainal mengatakan kenaikan harga ini karena pasokan dari Lingga yang memasok dari Jambi, tidak lancar sehingga stok di kalangan pedagang berkurang drastis.
“Kalau di Bintan yang masih stabil itu harga bawang dan cabai, karena ada pasokan dari petani lokal,” ujarnya.
Berbeda dengan di Bintan, di Kabupaten Lingga sendiri harga bawang justru mengalami kenaikan harga bawang India yang biasanya Rp15.000 per kilogram, naik menjadi Rp16.000 harga bawang Birma Rp25.000 per kilogram, sementara harga bawang jawa Rp 38.000 per kilogram dan bawang putih Rp25.000 ribu per kilogram.
Dihubungi terpisah Kabid Perdagangan Kabupaten Lingga, Razwin Abdullah mengatakan, kenaikan barang ini menurutnya tidak akan berlangsung lama, karena saat ini sudah memasuki musim teduh, dan cuaca sudah berangsur normal, otomatis kapal-kapal dapat kembali berlayar dengan waktu yang normal.
“Saat ini memang ada beberapa bahan pokok yang naik, tapi pada pertengahan bulan ini kita prediksi akan normal kembali, karena cuaca juga sudah mulai normal,” ujarnya.
Di Kabupaten Lingga sendiri menurutnya, bahan-bahan sayuran hampir sebagian besar di pasok dari Provinsi Jambi, sementara bahan makanan lainnya berasal dari Kota Batam dan Tanjungpinang.
“Tapi untuk dari pinang dan Batam, mereka hanya transit dari daerah luar juga, rata-rata dari Jawa,” sebutnya. (Pije)
















