DPRD Batam Sesalkan SLF Apartemen Pollux Habibie yang Diduga Tidak Sesuai

Apartemen Pollux Habibie. (Foto: AlurNews.com)

AlurNews.com – DPRD Kota Batam menyesalkan adanya keluhan yang disampaikan oleh para penghuni Apartemen Pollux Habibie Meisterstadt Batam terkait Surat Laik Fungsi (SLF) yang diduga tak sesuai dengan kondisi di lapangan.

“SLF bukan hanya sekadar formalitas. Harus ada yang namanya fasilitas penunjang seperti hydrant bair, cadangan listrik, dan lain sebagainya,” kata Ketua Komisi III DPRD Batam Joko Mulyono, Kamis (9/2/2023).

Pihaknya mengaku akan mempertanyakan ke Dinas Cipta Karya Pemko Batam mengenai perihal SLF yang menjadi keluhan dari penghuni Apartemen Pollux Habibie.

Ia menilai, penerbitan SLF Apartemen Pollux Habibie tak dibarengi dengan pengecekan langsung di lapangan. Para konsumen yang sudah melakukan pembelian pun merasa tertipu lantaran unit yang dibeli tak dibarengi dengan isinya.

Pihaknya juga akan melakukan sidak administrasi untuk mencocokkan surat-surat yang sudah keluar dengan kondisi yang ada di lapangan.

“Kami juga akan koordinasi soal tera lif itu karena ini sangat penting, kami akan koordinasi dengan pemadaman kebakaran terkait alat pemadam. Kami juga akan sidak untuk cari tahu apakah sertifikat itu sudah sesuai dengan yang ada di lapangan,” lanjutnya.

Djoko juga mempertanyakan mengenai biaya operasional yang disebut kerap diminta pihak developer kepada pemilik unit apartemen namun tidak diketahui untuk apa peruntukannya.

“Nanti kami minta biaya argo atau operasional itu bisa dikonversikan karena mereka bayar tiap bulan tapi fasilitas belum juga dibangun,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (8/2/2023) kemarin, salah satu pemilik unit Apartemen Pollux Habibie Nika Astaga mengaku sangat kecewa dengan manajemen apartemen.

Nika mengaku sejak serah terima kunci pada tahun 2020 lalu kondisi apartemen sangat tidak layak untuk dihuni.

“Harusnya saat serah terima kunci itu semua fasilitas sudah lengkap jadi kami tinggal penuhi kewajiban. Ini sudah dibayar isinya kosong,” kata dia.

Ia menyebut, fasilitas penunjang di apartemen itu pun sangat buruk. Ditambah lagi mereka harus membayar uang operasional setiap bulan yang mereka sendiri tak tahu peruntukannya.

“Gedung setinggi itu genset tidak ada. Pemadaman kebakaran tidak ada. Kami dimintain uang katanya jaminan tapi uang tak dikembalikan,” kata dia. (Sirait)