OPINI: Wujudkan Generasi Mumpuni dengan Melek Literasi

Untuk mengatasi darurat literasi di kalangan siswa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat ini kembali meluncurkan program Merdeka Belajar Episode ke-23 dengan tema: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program ini sangat tepat digulirkan untuk meningkatkan literasi di sekolah-sekolah dengan mengirimkan buku-buku bermutu yang cocok untuk siswa.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarin menjelaskan, rendahnya minat baca di kalangan siswa disebabkan karena minimnya bahan bacaan yang cocok untuk siswa.

Nadiem menambahkan, program pengiriman buku ke sekolah sebenarnya bukan kebijakan yang baru dilakukan Kemendikbudristek. Artinya, program tersebut sudah lama dilakukan, tetapi tidak dibarengi dengan pembekalan khusus bagi para guru atau pustakawan.

Dalam program kali ini, sebagaimana dijelaskan dalam Siaran Pers Nomor: 91/sipres/A6/II/2023, Kemendikbudristek menghadirkan terobosan untuk sejumlah hal, mulai dari jumlah eksemplar, jumlah judul buku, jenis buku yang dikirimkan, pendekatan yang dilakukan dalam mendistribusikan buku, sampai pemilihan sekolah yang menjadi penerima pengiriman buku.

Dengan begitu, buku-buku yang dikirimkan bisa tepat sasaran dan mampu mengimbangi minimnya bacaan, khususnya di sejumlah sekolah di daerah 3T (terdalam, tertinggal, terdepan).

Pelatihan untuk Guru dan Pustakawan

Sebagaimana dijelaskan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim, pengadaan sarana dan prasarana untuk peningkatan gerakan literasi di sekolah harus diimbangi dengan dukungan dari beberapa pihak seperti guru dan pustakawan. Karena itu, selain menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar bacaan bermutu, pada tahun 2022 kemarin, Kemendikbudristek juga memberikan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.

Dengan pelatihan yang diberikan, Mendikbudristek berharap guru-guru dan pustakawan sekolah bisa benar-benar memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku yang diterima, sehingga tidak akan ada buku yang menumpuk di perpustakaan karena tidak dimanfaatkan. Buku-buku yang diberikan bisa dibaca oleh siswa atau anak didik.