AlurNews.com – Dalam menjalin hubungan tali silaturahmi bersama awak media di wilayah Kabupaten Natuna, Komandan Lanud Raden Sadjad (Danlanud RSA) Kolonel Pnb Jajang Setiawan, mengajak perwakilan organisasi wartawan Natuna ngobrol santai di VIP Room Graha Serasan Lanud Raden Sadjad (Lanud RSA). Rabu(19/4/2023).
Kegiatan berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh Persatuan Jurnalis Natuna (PJN) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Natuna. Dalam kesempatan tersebut Danlanud RSA melakukan sosialisasi tentang Pembinaan Potensi Kedirgantaraan (Binpotdirga) Lanud Raden Sadjad serta memberikan sekilas sejarah tentang berdirinya Pangkalan TNI AU Raden Sadjad di Kepulauan Natuna.
Di hadapan awak media Danlanud RSA menceritakan sejarah pembangunan awal landasan Lanud Raden Sadjad yang merupakan perwujudan konkret dari kemanunggalan TNI dan rakyat ditunjukan dengan peran aktif masyarakat Natuna dalam proses pengerjaan landasan.
Lebih lanjut disampaikannya Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno kala itu memerintahkan Letnan Satu Raden Sadjad melalui Kasau Marsekal TNI Suryadi Suryadarma untuk segera melaksanakan proses pembangunan landasan pacu di Kepulauan Natuna pada Mei 1955.
Mabes AURI pada waktu itu mengirim Tim Pembangunan Landasan Pacu yang dipimpin oleh Letnan Satu Raden Sadjad dengan 6 orang anggota, yaitu Pratu Effert Watulingas sebagai ajudan, Sipil Komaling (Mandor 1), Sipil Williem (Mandor 2 merangkap tukang kayu), Sipil Mathias (Juru masak merangkap tukang kayu), Sipil Chalik (Juru masak merangkap tukang kayu) dan Sipil Othing (Teknik).
Pada tanggal 20 Maret Tahun 1952. Tim survei dari Markas Besar AURI (Mabes AURI) datang ke Pulau Natuna dengan menggunakan Kapal Motor B.O. 38 dan bersandar di Pelabuhan Dagang Penagi. Sehari setelah itu tanggal 21 Maret Tahun 1952, Asisten Wedana Kecamatan Bunguran Timur bersama para pemuka masyarakat membawa tim tersebut ke daerah yang bernama Padang Air Uma untuk mengadakan peninjauan dan survei.
Selang satu tahun 1953, Tim survei kedua kembali datang dan mendarat di alur Pelabuhan Penagi menggunakan pesawat AURI PBY Catalina.
Selanjutnya April Tahun 1955, Peristiwa jatuhnya Pesawat Lockheed L-749 A Constellation milik maskapai penerbangan India “Kashmir Princess” yang membawa delegasi Republik Rakyat Cina dan delegasi negara-negara Eropa Timur ke Konferensi KAA di Bandung, mendorong percepatan pembangunan landasan pacu di Kepulauan Natuna.
Sejarah singkat tersebut disampaikan Danlanud agar generasi muda tidak melupakan sejarah dan perjuangan para pendahulu yang berjuang untuk membangun kota Ranai yang kita cintai dan banggakan bersama.
“Jangan Sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah) yang diucapkan Bung Karno pada HUT RI tanggal 17 Agustus 1966,”ucap Danlanud RSA.
Selain itu, mengenang sejarah Lanud RSA beliau juga memaparkan program-program yang sudah dilaksanakan Lanud RSA seperti program Kebun ketahanan pangan Lanud RSA, babat alas dan berbenah Lanud, seperti membersihkan jalan Lanud yang terhubung dengan Kampung Tua Penagi, area perkantoran, membangun kantor PIA, renovasi pos penjagaan, ruang tunggu bandara Lanud, Sekolah TK Angkasa, tempat ibadah masjid dan gereja hingga memasang lampu-lampu penerangan jalan sepanjang jalan Adi Sucipto, serta fasilitas Lanud RSA lainnya.
Usai mensosialisasikan program-program Lanud, Danlanud memberikan parcel/bingkisan lebaran kepada rekan-rekan media yang diserahkan secara simbolis kepada perwakilan wartawan. Acara dilanjutkan dengan tausiyah dan pencerahan yang disampaikan oleh Imam Besar Masjid Agung Natuna, Ustadz Tirtayasa. (Fadli)