Mimpi Buruk Ribuan Warga Galang Itu Dinamakan Penggusuran

Potret salah satu masyarakat Galang yang berprofesi sebagai nelayan. Panen rengkam, menjadi salah satu penghasilan tambahan mayoritas masyarakat Galang selain melaut (Foto: AlurNews/Nando)

AlurNews.com – Program Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang diumumkan di Jakarta, Rabu (12/4/2023) lalu. Menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Batam, yang diprediksi akan kembali mengalami peningkatan.

Hal ini didasari dengan rencana nilai investasi kawasan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG), yang kini telah resmi mendapat alokasi atas 17 ribu hektare lahan untuk di kawasan Rempang dan Galang.

baca juga: Investasi Rempang Rp 381 Triliun, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja

Wacana pengembangan kawasan ini juga semakin dianggap indah, dengan rencana nilai investasi mencapai Rp831 triliun. Investasi ini kemudian akan dilakukan bertahap, dimana pada tahap pertama investasi sebesar Rp29 triliun akan digelontorkan hingga tahun 2040 mendatang.

Mimpi indah pengembangan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam ini, kemudian juga membawa mimpi buruk bagi masyarakat Galang, terutama bagi warga yang telah bermukim sejak tahun 1999.

Gerisman Ahmad menjadi salah satu contoh masyarakat Kecamatan Galang, yang kini setiap harinya terus memikirkan realisasi relokasi pemukiman warga, apabila pengembangan mulai dilakukan oleh pihak investor.

“Wacana relokasi pemukiman saat ini menjadi mimpi buruk bagi kami. Terutama saya yang sudah lahir hingga saat ini. Rumah yang saya tempati ini merupakan warisan dari orang tua, dan juga kampung kami ini adalah warisan dari nenek moyang yang sudah ada sebelum Batam ada,” terangnya dengan tatapan kosong, Senin (8/5/2023).

Sebagai warga asli Kecamatan Galang, yang wilayah pemukimannya akan terdampak proyek pembangunan. Ahmad panggilannya mengaku sangat mendukung wacana tersebut.

Namun demikian, ia mengingatkan agar Pemerintah Daerah dapat lebih melihat kondisi masyarakat saat ini. Terutama hingga saat ini baik Pemerintah Kota (Pemko) Batam, maupun BP Batam belum dapat memberikan penjelasan secara rinci mengenai proses relokasi.

“Apabila kami memang akan di relokasi, kemana akan dipindah sampai saat ini masih belum jelas. Kami bukan alergi investasi, namun terhadap pemukiman kami hingga saat ini masih belum ada titik terang,” lanjutnya.

baca juga: Investasi Jumbo, Warga Rempang Resah 

Sementara itu, berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kecamatan Galang, diketahui warga total warga mencapai 6.840 orang, dengan perincian 3.403 jiwa di Kelurahan Sembulang, dan 3.437 jiwa untuk Kelurahan Rempang Cate. Dua wilayah Kelurahan yang disinyalir akan terdampak proyek pembangunan besar-besaran yang akan dilakukan PT MEG dan BP Batam

“Jumlah penduduk Kelurahan Sembulang 3.403 jiwa dengan 1.200 Kepala Keluarga. Kelurahan Rempang Cate 3.437 jiwa dengan 1.202 KK. Data ini jumlah penduduk sesuai domisili. Namun, orang yang berkebun ber KTP di luar Galang, belum dapat Jumlah yang pasti,” jelas Camat Galang, Ute Rambe beberapa waktu lalu.