AlurNews.com – Khaeril Anwar, seorang guru ngaji di Kota Batam yang memiliki 18 cabang Rumah Tahfizh. Butuh perjuangan, kesabaran, dan tekad kuat kala meretas jalan ini pada 2014 silam.
Sebelum resmi menjadi lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Al-Khair, Khaeril memulai dengan pengajian dari rumah ke rumah. Semuanya secara gratis, tanpa dipungut biaya.
Ustadz Khaeril panggilannya, lahir di desa, jauh dari Ibukota Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada 7 September 1985.
Baca juga: Jefridin Ajak Tokoh Agama Kolaborasi Wujudkan Batam Bandar Dunia Madani
Ayahnya adalah tokoh masyarakat setempat. Si bungsu empat bersaudara ini ditakdirkan hidup piatu di usia 10 hari. Ibunda tercinta di panggil menghadap ke Rafiqul A’laa. Kepergian ibunda tercinta menjadikan Khaeril kecil tumbuh dengan kepribadian yang tangguh dan mandiri.
Dia diasuh bibinya hingga selesai di bangku SD. Sempat mencicipi pelajaran di bangku SMP, namun tidak lama karena faktor biaya.
Tak jauh dari tempat kelahirannya, di sana ada sebuah Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an terkenal dan diasuh langsung oleh kiai kharismatik dan disegani ini. Ratusan hingga ribuan santri tinggal bersama kiai untuk menghafal Qur’an dan tidak dipungut biaya. Konsumsi dan asrama gratis.
Di pondok inilah Khaeril Anwar ditempa menjadi santri hingga merampungkan hafalan Al-Qur’an 30 juz. Kala itu masih berusia 19 tahun. Dia mulai menghafal pada usia 13 tahun di Pondok Pesantren Darul Huffazh, Tuju-tuju, Kabupaten Bone, Sulsel, tersebut. Kelulusannya ditandai dengan pengabdian sebagai guru pesantren di Bulukumba.
Kebutuhan hidup dan biaya kuliah menggerakkan biduk kapal Ustadz Khaeril hijrah menuju Kota Batam pada 2007. Berbekal ilmu dan hafalan Qur’an membuat dia percaya diri datang dari rumah ke rumah dan menawarkan diri menjdai guru private, mengaji, dan Bahasa Inggris.
Dari perjalanan hidup mengadu nasib di rantau ini, ia memberanikan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan Al-Qur’an gratis pada 2014. Ia memilih jadi pelayan ummat dan berkhidmat untuk Al-Qur’an tanpa digaji.
Kini, Rumah Tahfizh binaannya tersebar di Kota Batam sebanyak 18 cabang. Semuanya berjalan tanpa memungut biaya dari para santri.
Sebagai guru ngaji dan dai, Ustadz Khaeril tak pernah puas menimba ilmu. Di tengah kesibukan mengajar, berdakwah, dan mengisi pengajian di beberapa tempat, ia tidak malu belajar dan duduk sebagai mahasiswa di STIQ Batam. Dia pun dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik tahun 2022 dan 2023.
Jiwanya adalah pengembara. Jiwanya terpanggil menerima tantangan untuk melebarkan sayap dakwah di dunia politik. Dunia dakwah bagi dia tak terbatas dalam ruang dan kelas.
Sejumlah petinggi partai politik datang meminang silih berganti. Namun, pilihannya jatuh pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dengan niat ibadah, ia meluruskan langkah dengan berucap Bismillahirrahmanirrahiim.
Ustadz Khaeril memantapkan diri maju menjadi calon anggota DPRD Kota Batam. Tekadnya membangun intelektual muda berahlaqul karimah, dan mengambil bagian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Visi-misinya mewujudkan peradaban dengan membangun manusia seutuhnya. Kemajuan bangunan infrastruktur tidak cukup untuk sebuah peradaban. Karena itu, ia menerima panggilan jiwa mengisi pembangun manusia untuk mewujudkan Baldatun Thayyibatu wa Rabbun Ghafuur. (Red)