AMNI Natuna Geruduk Kantor PLN Protes Listrik Byarpet

AMNI Natuna geruduk Kantor PLN Natuna protes listrik sering padam. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Aliasi Masyarakat Nantuna Independen (AMNI) berunjuk rasa di Kantor PLN Natuna protes sering terjadinya pemadaman listrik, Senin (5/6/2023).

Koordinator lapangan AMNI Sirojudin mengatakan, ada sembilan tuntutan yang dibawa dalam unjuk rasa tersebut.

  1. Menuntut dan meminta pihak ULP PLN Ranai untuk mencari solusi dan penanganan mesin yang sudah tidak layak beroperasi.
  2. Menuntut dan meminta dengan tegas kualitas listrik yang diterima oleh konsumen.
  3. Menuntut dan meminta dengan tegas kepada pihak pemerintah daerah Kabupaten Natuna untuk memberi sanksi kepada pihak PT PLN Persero.
  4. Menuntut dan meminta kepada Kementerian Koodinator Maritim dan Investasi, dan Kementerian BUMN untuk segera turun ke Natuna.
  5. Menuntut dan meminta pihak manajemen ULP PLN Ranai sesegera mungkin mengadakan pergantian mesin baru.
  6. Menuntut dan meminta dengan tegas agar melaku konvensasi ganti rugi.
  7. Menuntut dan meminta Kementerian BUMN untuk segera melakukan evaluasi secara menyeluruh dan reformasi manajemen ULP PLN Ranai.
  8. Menuntut dan meminta ULP PLN Ranai untuk menindaklanjuti amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tentang prioritas pengadaan listrik.
  9. AMNI Natuna mengimbau kepada masyarakat agar memperjuangkan hak-hak mereka.

Salah se6 warga yang ikut unjuk rasa mengatakan, masyarakat tidak mengerti tentang mesin yang rusak yang ada di PLN.

“Tahunya listrik hidup kami pergunakan, apa bila telat bayar kami ditagih oleh PLN,” ujarnya.

Listrik yang secara terus menerus mati-hidup berdampak kepada tagihan listrik yang membengkak, dan juga barang elektronik jadi rusak.

Perwakilan manajemen ULP PLN Ranai, Boni Sofianto menjelaskan, pihaknya akan menambahkan 2 mesin untuk 2 tahap pengiriman. Tahap pertama pada tanggal 18 Juni untuk mesin 1,2 mega Watt (MW) dan tahap ke 2 pada tanggal 2 Juli untuk mesin 1,5 MW.

“Total mesin yang akan masuk sebesar 2,7 MW. Akibat ada mesin yang rusak akibat terjadinya kurang daya,” ucap Boni.

Untuk 2 mesin tersebut didatangkan dari Dumai sebesar 1,2 MW dan untuk daerah Batam sebesar 1,5 MW. (Fadli)