IKATEK dan ISP Unhas Catat Lebih Dari 400 Alumni Ikut Berdedikasi untuk Kemajuan Batam

Halal bihalal IKATEK dan ISP Alumni Unhas di Restauran Golden Prawn, Bengkong, Batam, Sabtu (8/7/2023). (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Sebanyak 402 orang dari Ikatan Alumni Teknik (IKATEK) Unhas Chapter Sumatra dan Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) Chapter Batam tersebar di Kota Batam dan ikut berdedikasi untuk kemajuan kota terbesar di Kepri ini, di bidang teknik industri.

“402 alumni teknik itu diantaranya pada posisi Classification Societies, Energy, Oil & Gas, Entrepreneurs, Marine Consultant, Marine Inspector, Shipyard dan Etc dan kesemua bidang tersebut yang diduduki alumni Unhas berada di Kota Batam,” kata Ketua ISP Chapter Batam Asnawi saat acara Halal bihalal IKATEK dan ISP alumni Unhas di Restauran Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Sabtu (8/7/2023).

Ia menjelaskan, di Kota Batam dari total alumni Unhas yang ada di Kepri, 90,5 persen dari fakultas teknik berada di kota Batam, dan kesemuanya turut ambil bagian dalam memajukan Batam sebagai kota industri.

“Inilah SDM dari Sulawesi yang berkontribusi di kota Batam dan di Provinsi Kepri secara umum. Dimanapun kami berada, kami selalu berada di bawah naungan alumni Unhas. Dan selalu siap berkontribusi untuk kemajuan kota Batam,” ungkap Asnawi dalam sambutannya.

Selanjutnya, Ketua IKATEK, Irwan Addas menyebutkan, dengan tagline ‘Taro Ada Taro Gau’ atau dengan pengertian, ‘Merealisasikan apa yang diucapkan’, hal itu menjadikan falsafah leluhur sebagai dasar dalam bekerja dan berkarya, termasuk dalam bersosialisasi di tengah kemajemukan kota Batam.

“Kita selalu bersama dalam satu ikatan emosional. Satu hal terpenting, dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung, saling menghargai dan menghormati membuat kita selalu bersama dan menjadi besar,” ujar Irwan Addas.

Sekretaris Daerah (Sekda) kota Batam Jefridin Hamid, menyampaikan, pada dasarnya, keberadaan orang Sulawesi atau Bugis sulit untuk dibilang orang rantau di Provinsi Kepri dan kota Batam. Hal itu bisa dilihat dari situs sejarah kerajaan Melayu. Dimana, mulai dari Raja Dipertuan Muda Pertama adalah orang Bugis yang bernama Daeng Marewah. Yang saat ini makamnya ada di Tanjungpinang.

“Bugis dan Melayu bagaikan mata hitam dan mata putih, ibarat sesuatu yang sukar untuk dipisahkan. Satu terusik yang satunya ikut merasakan,” kata Jefridin Hamid

Jefridin yang juga sebagai keturunan Bugis Bone ini melanjutkan, alumni Unhas jangan merasa asing di kota Batam. Karena andil orang Bugis sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

“Kita adalah orang Batam yang berasal dari Sulawesi. Ketika perasaan ini tertanam di hati kita, maka rasa memiliki dan kontribusi akan semakin erat. Mari kita bergandeng tangan dalam membangun kota Batam lebih baik. Jangan lagi merasa merantau disini, tapi inilah daerah kita, daerah leluhur kita,” terang Jefridin Hamid.

Kemudian, Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam, Masrur Amin mengapresiasi Kekompakan warga Sulawesi yang ada di Kota Batam. Dengan kebersamaan dan saling bergandeng tangan, kontribusi warga Sulawesi semakin nyata dalam pembangunan kota Batam.

“Dari berbagai sudut dan profesi, warga Sulawesi ada disini. Dengan semakin eratnya persatuan kita, maka kita akan menjadi salah satu komunitas yang diperhitungkan. Ewako,” pungkas Masrur. (ib)