
AlurNews.com – Seorang konten kreator asal Batam, Kepulauan Riau memenukan adanya aktivitas diduga sindikat peminta sumbangan fiktif, yang kerap ditemui di sejumlah titik lampu merah.
Ditemui di kawasan Nagoya Batam, Sabtu (29/7/2023) sore, sang konten kreator, Ferry Kesuma mengaku awalnya curiga dengan aktivitas empat orang yang ditemuinya di kawasan Simpang Lampu Merah RSUD Embung Fatimah, Selasa (18/7/2024) lalu.
“Keempat orang ini adalah orang yang sama, yang saya temui di 2022 silam. Yang mereka lakukan saat itu, adalah kegiatan yang sama,” terangnya.
Menceritakan pertemuan awalnya dengan keempat orang tersebut, Ferry menyebut pada tahun 2022, ia awalnya tergerak untuk turut membantu mengumpulkan bantuan bagi anak penderita Pneumonia Tiroid, sesuai dengan foto yang dibawa oleh keempat orang tersebut.
Pada saat itu, Ferry mengaku bahwa sang anak disebut tengah dirawat di Rumah Sakit Awal Bros Batam.
“Namun saat saya konfirmasi ke pihak rumah sakit, tidak ada ternyata pasien anak yang menderita pneumonia tiroid,” paparnya.
Mendapati bahwa Ferry mengkonfirmasi hal ini, keempat orang ini akhirnya berusaha meloloskan diri, dan berhasil menghilang.
Namun selang setahun, Ferry kemudian bertemu kembali dengan keempat orang tersebut. Memastikan keempatnya adalah orang yang sama, akhirnya Ferry langsung mendatangi keempat orang tersebut.
“Di sini mereka memberikan keterangan berbeda. Mereka bilang anak ini dirawat di salah satu rumah sakit di Pekanbaru,” lanjutnya.
Tidak ingin tertipu untuk kedua kalinya, Ferry kemudian langsung berusaha mencari kontak dari rumah sakit yang disebut.
Namun kembali Ferry menemukan fakta bahwa pihak rumah sakit tidak menerima pasien anak dengan penyakit pneumonia tiroid.
“Saya langsung interogasi, dan keempat orang ini akhirnya mengaku bahwa mereka tidak kenal dengan anak ini,” tegasnya.
Kepada Ferry, keempat peminta sumbangan ini mengaku bahwa uang yang mereka terima dari masyarakat Batam, diperuntukkan untuk kepentingan pribadi.
“Sehari berkeliling di beberapa lampu merah, mereka bisa dapat uang Rp1,7 juta,” tuturnya.
Setelah menemukan fakta ini, Ferry juga menerangkan awalnya ingin menyerahkan keempat orang tersebut ke pihak Kepolisian.
Namun setelah mendapat masukkan dari komunitasnya, Ferry akhirnya menyebut bahwa keempat orang ini diserahkan ke pihak Dinas Sosial Kota Batam.
“Kami serahkan ke Dinsos Batam. Selanjutnya pihak dinsos yang menangani,” tuturnya. (Nando)