Warga Bukit Raya Kecewa Pelayanan SPAM Batam, Lima Hari Air Tidak Mengalir

Warga Bukit Raya, Batam Center menampung air di sumur bor masjid di pemukiman mereka, karena air tidak mengalirnya selama lima hari. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Warga Bukit Raya, Batam Center kecewa terhadap pelayanan Air Batam Hilir (ABH), dan SPAM Batam terkait tidak mengalirnya air bersih ke perumahan warga kurun waktu lima hari belakangan.

Ironisnya warga juga mengaku, hibgga saat ini warga juga tidak menerima bantuan air bersih.

Salah satu warga Bukit Raya, Wirejo kini harus memutar otak untuk medapatkan air bersih guna mencuci piring yang digunakannya untuk berjualan sarapan setiap harinya.

“Harus beli air galon kami beberapa hari ini. Untung jualan tidak seberapa, untuk cuci piring dan kebutuhan sehari-hari harus beli air isi ulang,” paparnya, Senin (31/7/2023).

Hingga hari ini, Wirejo masih merasa kesal ketika dia bersama isterinya tidak bisa mencuci piring kotor bekas jualan.

Kesehariannya ia bersama isterinya berjualan sarapan pagi di teras depan rumah. Tak hanya itu sore harinya juga berjualan cemilan dan makan malam.

Keduanya juga memberikan pelayanan kepada konsumen untuk makan di tempat. Kursi dan meja di depan stailing tersusun rapi setiap harinya.

Hal ini membuat kesulitan untuk mencuci piring, gelas, perlengkapan memasak dan peralatan berjualan apabila air tak mengalir. Kondisi ini membuat warga semakin sulit untuk mencari nafkah bagi sejumlah UMKM yang ada di Perumahan Bukit Raya.

“Kesal kali lah. Dari hari Kamis (14/7/2023) loh ya sampai Senin (31/7/2023) air tak mengalir sama sekali,” sesalnya.

Wirejo juga tampak menyesalkan tak ada bantuan air yang diberikan kepada warga. Pasalnya, perangkat RT sudah meminta bantuan air kepada Air Batam Hilir (ABH) sebagai pengelola air di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Hanya saja belum di hiraukan.

“Saya disuruh Pak RT juga telpon ke Air Batam Hilir untuk minta air. Supaya semakin banyak warga yang hubungi, semakin dipertimbangkan oleh ABH. Nyatanya udah hari kelima tetap saja tak mengalir,” sesalnya. (Nando)