Pembangunan Jembatan Babin Dipastikan Tak Ganggu Ekosistem dan Habitat

pembangunan jembatan babin
Tim pembangunan Jembatan Babin tiba di Pulau Tanjung Sauh guna melakukan pemantauan titik pembangunan proyek Jembatan Babin. Foto: AlurNews.com/Nando

AlurNews.com, (Advetorial) – Tim pembangunan Jembatan Batam-Bintan memastikan progres pembangunan proyek ini, tidak akan menganggu habitat dan ekosistem asli beberapa pulau dan perairan yang dilewati oleh jembatan tersebut.

Hal ini dipastikan salah satu anggota Tim Pembangunan Jembatan Babin Said Wahidin saat melakukan tinjauan ke titik landing poin sisi di pulau Bintan, Pulau Tanjung Sauh, dan Pulau Buau.

“Selain meninjau kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan jembatan,” ujarnya, Kamis (3/8/2023).

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Batam-Bintan, Pemprov Kepri Tunggu Landing Poin BP Batam

Ia memastikan proyek pembangunan tidak akan menganggu dan merusak ekosistem alam. Hal itu juga merupakan permintaan yang datang dari masyarakat

“Kami berinteraksi dengan masyarakat Tanjung Sauh yang akan dilewati. Warga minta agar habitat di lokasi itu bisa di jaga. Harapannya nanti ketika terbangun jembatan itu tidak menggangu ekosistem yang ada di situ,” lanjutnya.

Lebih lanjut, tim pengembang juga telah berkonsolidasi dengan konsultan pembangunan jembatan Batam-Bintan agar keinginan masyarakat bisa dipenuhi.

“Kami juga ada konsultan dari AIIB sendiri untuk kajian. Jadi habitat dan ekosistem tidak terganggu,” jelasnya.

Saat ini Progres pengerjaan jembatan Babin masuk tahap, rancang bangun rinci (detail engineering design) dan penyelidikan tanah atau penyelidikan kedalaman laut (soil investigation).

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menerangkan proses pengerjaan soil investigation baru bisa di mulai September 2023 karena sempat mengalami gagal lelang dan akan rampung dalam waktu 10 bulan.

“Pengerjaannya untuk saat ini kita sedang melakukan soil investigasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PU melalui PPGN Kepri,” jelasnya, Selasa (2/8/2023) malam.

Untuk proyek ini, ada 19 titik landing poin yang akan dikerjakan oleh pemenang lelang. Namun yang menjadi prioritas pembangunan saat ini adalah di Batam dan Pulau Tanjung Sauh.

“Ada dua pendanaan. Batam Tanjung Sauh pakai APBN. Dari Tanjung sauh ke Bintan menggunakan KPBU Nanti ada lelang tersendiri lagi,” jelas dia.

Walau demikian, pada landing point Pulau Batam saat ini masih menunggu diserahkan melalui Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Ia berharap BP Batam bisa segera menyerahkan aset lahan agar proses pengerjaan bisa dilakukan. Selama ini yang sudah diserahkan oleh BP Batam hanya penetapan lokasi.

“Kalau di Batam itu baru penetapan lokasi. Asetnya belum diserahkan nanti kita komunikasi dengan BP Batam dan Menko Perekonomian, supaya diserahkan semua,” kata dia. (Nando)