AlurNews.com, Batam – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan, sangat menyayangkan ulah oknum yang memotong dan menyebarkan video sambutan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi terkait penjelasan proyek pengembangan kawasan Rempang.
Bahkan, potongan video yang membahas Rempang tersebut tidak utuh sehingga pesan yang disampaikan sangat berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang punya agenda lain sehingga suasana kondusif bisa terganggu di Kota Batam.
“Kalau dipenggal, akan berbeda artinya,” ujar Rudi menanggapi terkait video Wali Kota yang disebut menghina masyarakat Rempang berdurasi 2.33 menit tersebut.
Ia mengaku, Wali Kota Batam, saat ini berjuang terus semaksimal mungkin untuk mencari jalan terbaik sebagai solusi yang berpihak kepada masyarakat maupun pengusaha. Bahkan, kata dia, Wali Kota tak ingin merugikan masyarakat Rempang yang sangat dicintainya.
“Jangan mudah terpancing dengan informasi yang belum tentu kebenarannya. Cari informasi utuh, dan mari sama-sama kita bijak bermedia sosial,” ajak Rudi.
Dalam video yang utuh, pidato Wali Kota, Muhammad Rudi, menyampaikan upaya yang sudah dilakukan dalam menanggapi aspirasi masyarakat yang terdampak proyek strategis nasional tersebut.
“Proyek Rempang Eco-City kini masuk dalam proyek strategis nasional, yang wajib dijalankan oleh Pemerintah Daerah,” ujarnya.
“Perlu ditegaskan bahwa sambutan utuh, beliau (Wali Kota) menyampaikan bagaimana perjuangan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat ke Pusat. Kami harap masyarakat tidak terpancing dengan video yang terpotong seperti itu. Potongan video seperti itu, bisa menjadi salah tafsir,” tambahnya.
Ia mengatakan, hingga kini, Wali Kota Batam tak ingin masyarakatnya dirugikan dengan proyek pengembangan tersebut. Bahkan, beberapa aspirasi masyarakat sudah dipenuhi.
“Semula masyarakat tak ingin direlokasi di perbukitan, sudah dipindah ke kawasan pantai. Bahkan, semula hanya 200 meter tanah, kini menjadi 500 meter,” katanya.
“Pak Wali sangat mencintai masyarakat Rempang dan Galang, hingga kini terus memperjuangkan seluruh aspirasi masyarakat, yang telah diterima baik secara mediasi, maupun dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan warga beberapa waktu lalu,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, menemui langsung warga Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate Kecamatan Galang di Kantor Camat Galang, Selasa (22/8/2023). Rudi mengungkapkan sejumlah kebijakan agar masyarakat tidak dirugikan.
“Untuk lahan di bukit sudah dibatalkan, kami siapkan lahan di tepi pantai untuk mengakomodir masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan,” ujarnya.
Bahkan, kampung yang baru nanti akan dijadikan kampung nelayan utama. Ia mengungkapkan, hasil pertemuan dengan Pemerintah Pusat lokasi yang dipilih tak jauh dari lokasi saat ini dan tetap menghadap ke laut.
Di kampung ini, akan dibangun fasilitas lengkap sebagai Kampung Nelayan Utama dengan fasilitas pelabuhan tempat pendaratan ikan, pabrik es, lemari pendingin, hingga fasilitas lain termasuk SD hingga SMA.
“Membangun tentu perlu waktu. BP Batam sedang menyusun DED ulang karena tata letak dari kampung berubah ukuran dari 200 meter menjadi 500 meter per warga,” ujar Muhammad Rudi yang juga sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Bahkan, selama relokasi, warga akan diurus mulai dari tempat tinggal sementara hingga bantuan layak seperti biaya sewa hingga biaya hidup.
“Diperkirakan rumah yang akan dibangun selama 6 bulan, sehingga waktu tunggu tidak lama,” ujarnya.
Muhammad Rudi bahkan mengungkapkan dirinya tak ingin masyarakat dirugikan saat investasi masuk. Melainkan, bagaimana investasi masuk dan masyarakat bisa sejahtera.
“Lokasi yang kami siapkan nanti berjarak 8 kilometer dari jalan utama dan dibangun jalan selebar 8 meter dengan infrastruktur listrik hingga air bersih,” katanya.
Muhammad Rudi bahkan mengajak masyarakat berdialog secara langsung dengan warga. Sesuai data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disduk Capil) Kota Batam, terdapat 2.600 Kepala Keluarga yang tersebar di 16 kampung di Keluarahan Sembulang dan Rempang Cate.
“Saya sengaja datang untuk bertemu masyarakat. Kami bersama Forkopimda, terus memikirkan kalau kawasan ini dikembangkan warga mau dipindah ke mana. Sekarang kami berdialog untuk menyampaikan kebijakan apa saja untuk diberikan kepada masyarakat,” katanya.
Sementara itu, perwakilan masyarakat, Imo, mengaku program pemerintah sangat baik dan dari pemaparan pemerintah tidak ada kebijakan yang menyengsarakan masyarakat.
“Apa yang menjadi keinginan pemerintah, kami siap mendukung. Hanya ada satu permintaan kami agar dapat dipertimbangkan kampung tua dan kuburan,” katanya.
Sementara itu, warga lainnya, Nurul Hidayah, ingin relokasi tidak keluar dari kawasan Rempang dan memberdayakan masyarakat tempatan di perusahaan yang berinvestasi di Rempang.
“Kami tidak pernah mempersulit investasi, kami warga Rempang ingin melihat kemajuan Rempang ke depan,” ujarnya.
Dialog yang dibuka berjalan lancar dan semua keluhan dan keinginan masyarakat ditampung dan direspons langsung oleh Wali Kota Batam yang juga sebagai Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
“Saya akan berbuat semampu saya, hari ini saya hadir dan bapak ibu bisa berjumpa saya kapan saja. Saya bagian dari bapak ibu sekalian (masyarakat),” tutup Muhammad Rudi. (Red)