AlurNews.com – Sebanyak 88 orang WN asal China digerebek oleh Polda Kepri, pada Selasa (29/8) lalu, di kawasan Cammo Industrial Park, Batam. Seluruhnya merupakan pelaku kejahatan love scamming bermodus video call sex (VCS).
Masuknya WN China itu ke Batam jadi tanda tanya. Imigrasi setempat pun saat ini belum dapat memberikan keterangan perihal puluhan orang asing itu.
baca juga: 88 WNA China Lakukan Love Scamming Raup Rp 20 Miliar
Plh Kabid Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I TPI Khusus Batam, Gandha mengaku jika pihaknya telah melakukan koordinasi terkait tertangkapnya warga negara China itu dengan Polda Kepri.
Meski demikian, data para pelaku kejahatan love scamming tersebut masih belum diterima pihak Imigrasi Batam.
“Sudah banyak yang nanya ke kita. Tapi memang kita sampai saat ini belum menerima data maupun nama-nama pelaku yang ditangkap kemarin,” kata Gandha, Kamis (31/8/2023).
Untuk itu, dia tak mau memberikan keterangan lebih jauh sebelum mendapat informasi valid mengenai itu.
“Termasuk juga soal lewat mana mereka ini masuk. Ada kabar jika sebagian dari warga negara Cihna itu masuk dari Jakarta ke Batam. Tapi ada juga info yang beredar jika mereka masuk dari Singapura. Jadi untuk itu kita masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Nanti jika sudah kita terima datanya, akan kita publish lagi,” ujarnya.
Penangkapan terhadap puluhan WNA China ini, juga merupakan hasil AMMP KE 17 di Labuan Bajo. Serta kerjasama penyelidikan Divhubinter Polri, dengan Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
“Dari hasil pertemuan itu, kemudian Polri dengan Kepolisian Tiongkok melakukan penyelidikan, dan berhasil menemukan tempat ini. Penangkapan juga di back up oleh Dirkrimsus Polda Kepri,” kata Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra, tempo lalu.
baca juga: Puluhan WNA China di Kawasan Kara Industrial Park Batam Digerebek
Jaringan love scamming ini, kemudian kerap merekam aktifitas para korban yang sebelumnya sudah dilakukan profiling atau pemeriksaan latar belakang oleh para pelaku.
Setelah berhasil merekam aktifitas korban, kemudian jaringan ini kembali menghubungi para korban, dan meminta sejumlah uang dengan ancaman akan menyebar foto telanjang para korban.
“Modusnya mereka merekam aktifitas saat VCS. Dari 88 WNA ini ada perempuan yang dijadikan model untuk aktifitas tersebut,” kata dia.
Dari hasil pemeriksaan sementara, 88 WN China yang diamankan terdiri dari 83 pria, dan lima orang wanita. Saat ini seluruh jaringan masih ditahan di lokasi, dengan mendapat pengawasan penuh dari Polda Kepri.(Arjuna)