Efek Bentrok di Rempang, LPA Batam: Psikologis Anak Terganggu

Aparat kepolisian mengevakuasi anak sekolah yang menjadi korban saat terjadi bentrok di Rempang, Kamis (7/9/2023). (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Kejadian mencekam yang terjadi di Rempang, Galang, Kota Batam, berdampak pada psikologis anak-anak di kawasan tersebut.

Dari video yang beredar, anak-anak yang sedang bersekolah berhamburan keluar lantaran ada bentrok antara warga dan tim gabungan yang memaksa masuk ke Kelurahan Rempang.

Beberapa anak terlihat bahkan menangis. Sampai-sampai ada juga yang terkena gas air mata hingga dievakuasi.

Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam, Erry Syahrial, menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh aparat maupun petugas di lokasi sehingga menyebabkan anak kemungkinan besar traumatik.

“Kami sangat menyayangkan konflik ini mengakibatkan anak-anak di sana terkena dampak. Anak merasa ketakutan, ada yang dievakuasi dan disuruh pulang,” ujarnya, Kamis (7/9/2023).

Harusnya, kata dia, sebelum dilakukan penertiban, petugas perlu melihat secara mendalam sejauh mana dampaknya terhadap masyarakat sekitar, khusunya anak usia dini.

“Tentu petugas bisa membaca situasi sebelum terjun ke lokasi. Nah, ini yang perlu diamati bersama. Harusnya para petugas melihat dampak itu kepada anak,” kata dia yang juga selaku pemerhati anak di Kepri.

Anak-anak yang rata-rata duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu, tidak boleh tumbuh kembangnya terganggu oleh situasi chaos seperti yang terjadi saat ini. Lanjut Erry, menurutnya itu sebuah kelalaian dari petugas.

“Saya melihat ini sebuah kelalaian. Harusnya bisa diantisipasi dari awal. Kalau ada anak yang melihat langsung (kejadian), dihibur saja. Atau yang mengarah ke hal-hal yang berbahaya, segera di evakuasi. Jangan sampai itu merembet ke anak baik secara fisik dan psikologis,” ujarnya.

Erry menyebut jika mental anak-anak tempatan di Rempang itu sedang terganggu karena adanya konflik tersebut karena kejadian itu tak pernah dilihat sebelumnya.

“Ini sangat mengganggu anak. Ada suara letusan senjata dan juga melihat masyarakat kocar-kacir. Kejadian seperti ini jangan sampai terjadi esok,” pungkas Erry. (Arjuna)