Juang Sang Sulung: Abang Long!

Iswandi alias Abang Long. (foto: tangkapan layar video)

AlurNews.com – Sejak awal, aksi bela Rempang tak luput dari pandangan nasional. Bahkan polemik agraria di Tanah Melayu itu menyita perhatian mancanegara. Para petua adat, cerdik-pandai, tokoh melayu hingga masyarakat umum turun memihak rakyat. 

“Berbuat baik berpada-pada, berbuat jahat jangan sesekali.” Begitu bunyi salah satu pepatah Melayu yang keluar dari mulut seorang Iswandi bin M Yakub (42), saat aksi pertama bela Rempang di depan Kantor BP Batam, pada 23 Agustus lalu. Sejak itu, ia viral di media sosial. 

Jejak Tapak Abang Long

Perawakannya yang khas, dengan badan tegap, rambut gondrong dan kumis bak Laksamana Jebat, membuatnya tenar bahkan sampai ke negara sebangsa: Malaysia. Iswandi sudah beristri dan dikaruniai satu anak. Dia merupakan anak sulung dari enam bersaudara. Maka dari itu ia kerap dipanggil dengan nama Long atau Abang Long. 

Dia ialah anak watan di Setokok, Pulau Rempang. Ia lahir dan besar di sana. Bang Long merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Di gerakan menolak penggusuran kampung adat di Rempang, bisa dibilang Bang Long, lah, orator yang paling lantang membela hak atas tanah leluhurnya tersebut. 

Selain itu, ia ternyata mantan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah di Quran Center, Sekupang, Batam. Hal tersebut diamini oleh Direktur Quran Center Sekupang, H Mahadi Rahman. Bang Long juga disebut sebagai satu diantara banyak sosok yang berjasa dalam pendidikan ditempat tersebut. 

“Beliau (Iswandi alias Bang Long) dulu terakhir kepala sekolah madrasah (Tsanawiyah) di Quran Center. Sempat jadi guru juga pada awalnya. Sekitar 5 sampai 6 tahun dia di Quran Center,” tutur Mahadi. 

Bang Long kemudian berhenti. Mahadi menuturkan saat itu alasan Bang Long untuk keluar dari ranah pendidikan di Quran Center untuk fokus membuka usaha. “Jadi dulu sekitar 2 atau 3 tahun lalu, lah, beliau berhenti. Katanya dulu mau buka usaha. Soal info penahanannya sudah baca. Kami hanya bisa mendoakan beliau dari sini agar bisa diberikan yang terbaik oleh Allah,” tambah Mahadi. 

Abang Long Provokator? 

Setidaknya ada puluhan massa yang diamankan oleh polisi saat aksi bela Rempang kedua, yang berlangsung di depan Kantor BP Batam, pada 11 September kemarin. Aksi itu semula berjalan aman dan damai, hingga pada akhirnya sekira ba’da zuhur, kericuhan terjadi. 

Abang Long jadi salah satu yang diangkut oleh polisi. Ia dituding sebagai salah satu provokator, melakukan penyerangan terhadap aparat dan bertindak anarkis bersama dengan puluhan orang lainnya. Raganya kini berada dibalik jeruji besi Polda Kepri dan kabarnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Long Mimpi Cium Kaki Emak Sebelum Berdemo

Syuratul, ialah adik kandung Bang Long datang ke Batam dari Malaysia untuk melihat kondisi sang abang yang ditahan di Polda Kepri. Namun, ia tak sempat bertemu dengan abang sulungnya itu. 

Dia mengatakan, sebelum aksi kedua, Bang Long sempat menelpon sang ibu di Malaysia sebelum ia berangkat unjuk rasa. Syuratul mengaku jika Bang Long merupakan Melayu yang beradab dan berbudi kepada semua, termasuk orangtua. 

“Kalau dengan Mak, orangnya paling baik. Tak pernah melawan cakap Mak. Long tu sebetulnya ada ‘mimpi’ nak bangun organisasi nelayan tempatan,” kata Syuratul, Minggu (17/9/2023). 

Sebelum demo, adiknya menyebut bahwa Bang Long bermimpi mencium kaki ibunya. Hal itu diketahui saat obrolan Long dengan sang ibu lewat telepon. 

“Long sebelum demo pernah cakap kalau dia mimpi cium kaki Mak. Tak tau, lah, apa maksud mimpi itu. Tapi kami berharap segeralah dilepaskan Long tu. Kasian juga istrinya, dia punya satu anak, sudah sekolah,” ujar Syuratul. 

Iswandi bukanlah ‘anak katak’ seperti yang diartikan dalam banyak pepatah maupun peribahasa Melayu. Dia bak singa, bahkan warga net menilai jika Bang Long jelmaan Jebat masa kini. 

Kembali berbicara soal polemik tanah Rempang, bahwa masyarakat setempat tetap teguh pendirian. Tak ingin pindah bagaimanapun dan dengan dengan imbalan apapun. Tapi kerisauan tak pelah, takut ada yang membelot dan semacamnya. 

Wajar saja jika masyarakat di sana berfikir demikian. Mereka mengantisipasi hal buruk itu terjadi. Karena yang menyakitkan bagi sebatang pohon ketika hendak di tebang bukanlah tebasan terarah mata kapak, akan tetapi gagang dari kapak adalah kayu.(Arjuna)