SOSOK Jenderal Polisi yang datang dari keluarga sederhana yang mempunyai segudang ilmu, strategi dan selalu ada di masyarakat. Ialah Irjen Pol Djoko Rudi E. Ia sosok polisi yang bersahaja, murah senyum, ramah, serta menginspiratif bagi masyarakat di Kepulauan Riau.
Dengan strategi kemitraan bersama masyarakat telah berhasil membawa Polri selalu dirindu dan berada di hati. Seorang pejabat polisi ini mau merendah dan merangkul seluruh elemen masyarakat bahkan rakyat jelata. Tak sedikit masyarakat yang mengaguminya atas kerendahan hati Djoko.
Hal paling besar dan menjadi kenangan dirasakan oleh Ketua Laskar Melayu Serumpun Kepri saat itu, yang telah mengumpulkan massa untuk melaksanakan demo ke Polres Karimun. Akan tetapi, sebelum demo dilaksanakan, Djoko yang kala itu menjabat sebagai Kapolres mendatangi tempat kumpul massa dengan hanya membawa ajudan tanpa ada satu orangpun pengawalan, di sini dia langsung memberikan masukan.
“Saya di kirim dan ditempatkan bekerja di daerah ini untuk melayani dan membuat masyarakat hidup tenang dan bahagia. Saya bukan seorang diktator dan pengusaha serta minta dilayani oleh masyarakat, tetapi sebaliknya saya diharuskan melayani dan memberi hidup dan penghidupan masyarakat,” kenangnya kala itu.
Baginya, apa yang menjadi ketersumbatan dan masalah masyarakat, polisi wajib membantu dalam pemecahan masalah serta mencari solusinya. Karena pada dasarnya, polisi adalah pelayan masyarakat dan menjembatani dalam tugasnya meskipun ada aspek penegakan hukum bagi yang benar-benar melakukan unsur pidana yang telah diatur dalam KUHP.
“Demo adalah hak pengeluaran aspirasi masyarakat dan golongan tertentu, tetapi harus juga mengikuti aturan dan ketentuan hukum, SOP yang ditetapkan dalam perundang-undangan,” ujar dia.
Kala itu, komunikasi kedua belah pihak terjadi sangat masuk akal dan diterima seluruh masyarakat yang akan melaksanakan demo sekitar 300 orang lebih. Alhasil kesepakatan demo diputuskan tidak jadi dilaksanakan hingga berubah menjadi tawaria dan ngopi bersama Djoko, bahkan menjadi saudara sampai saat sekarang ini.
Berawal dari situlah masyarakat Kepri umumnya dan Karimun khususnya selalu dekat dengan Djoko. Semuanya diselesaikan dengan baik dan melalui musyawarah mufakat.
“Masyarakat sampai saat ini memegang teguh prinsip bahwa permasalah akan muncul dipermukaan manakala terjadi suatu ketersumbatan dalam komunikasi. Makanya dalam kedinasan dan melakukan tupoksi Polri harus mengedepankan komunikasi untuk solusi, dan solusi tidak mungkin terwujud tanpa komunikasi,” katanya.
Penegakan hukum yang dilaksanakan Djoko selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dalam arti hukum tetap di jalankan tapi kepentingan masyarakat tetap diutamakan.
Polisi yang hebat, lanjutnya, bukan harus menegakkan hukum menjadi bulat tetapi berkomunikasilah sehingga membuat bulat permasalahan dalam antisipasi terjadinya pelanggaran hukum. “Pimpinan polisi, berbuatlah dengan hati dan raih hati masyarakat,” tutupnya. (Arjuna)