Menteri Bahlil Dituding Bohong Soal Kondisi Terkini Rempang

Spanduk penolakan warga Rempang yang menyatakan menolak direlokasi. Foto: AlurNews.com/Nando.

AlurNews.com – Warga Kampung Tua Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau menuding Menteri Investasi dan BKPM RI, Bahlil Lahadalia bohong terkait kondisi terkini warga di 16 titik Kampung Tua Rempang.

Hal ini disampaikan warga Kampung Tua Pasir Merah, Siti Hawa saat mengetahui pernyataan Bahlil Lahadalia melalui media massa beberapa waktu lalu.

Siti Hawa menjelaskan, sejauh ini ratusan kepala keluarga yang terdampak relokasi tahap pertama secara tegas masih terus melakukan penolakan relokasi tersebut.

Baca Juga: 7 KK Warga Rempang Sudah Pindah ke Hunian Sementara

“Kami di Kampung Pasir Merah hanya 5 yang menerima direlokasi, itupun bukan masyarakat asli sini, mereka semua pendatang dan ada juga yang bekerja di BP Batam. Sedangkan ratusan orang tua lainnya di Kampung Pasir Merah ini masih terus menolak dan tidak sudi direlokasi,” tegasnya, Rabu (4/10/2023).

Menurutnya, upaya masyarakat Rempang dalam menyuarakan upaya penolakan terasa ditutupi oleh beberapa pihak. Seperti dugaan yang dilakukan pemerintah saat ini, dengan kerap mengabarkan mengenai masyarakat Pulau Rempang bersedia direlokasi.

“Demi Allah kami tidak akan sudi investasi itu masuk ke kampung kami, semua yang disampaikan Bahlil tidak benar. Mati di tembak pun kami tetap akan mempertahankan kampung leluhur kami,” tegasnya.

Selain itu, kunjungan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia ke Pulau Rempang pada 17 September lalu membuat adanya anggapan bahwa masyarakat menerima investasi yang akan masuk ke Pulau Rempang dengan salah satu syarat direlokasi ke daerah di Pulau Rempang saja.

Namun, terdapat fakta di balik pertemuan itu di mana banyak masyarakat yang berusaha untuk menyuarakan penolakannya, tetapi dibungkam oleh beberapa pihak.

“Kami masyarakat yang menolak saat pertemuan itu banyak datang ke lokasi dengan niat suarakan penolakan kami. Tapi kami dihalangi polisi,” ungkapnya.

Ia menegaskan, semua pernyataan Bahlil ke publik terkait masyarakat setempat menerima masuknya investasi tidak benar sama sekali.

“Bahlil pembohong. Kami sampai sekarang semua masyarakat asli di Sembulang, Pulau Rempang yang terdampak masih solid dan kompak untuk menolak masuknya investasi itu. Jadi tidak ada namanya relokasi-relokasi. Kami tetap pertahankan kampung kami,” tegasnya.

Selain itu, beberapa masyarakat yang enggan namanya dipublikasi menjelaskan, saat ini masyarakat setempat telah mengalami konflik horizontal sesama masyarakat.

Akibat kisruh relokasi tahap pertama tersebut, saat ini masyarakat yang terdampak relokasi ini terpecah menjadi, kelompok yang menolak dan menerima direlokasi.

Hal ini terjadi di beberapa Kampung Tua yang terdampak, beberapa di antaranya ada di Kampung Tua Pasir Panjang dan Kampung Tua Pasir Merah.

“Di Pasir Panjang bisa dilihat dari jamaah mesjid saja. Masyarakat yang menolak tidak lagi melakukan salat berjamaah di mesjid, selain itu banyak omongan-omongan negatif setiap warga yang menjelekan satu dengan lainnya,” jelasnya.

Untuk di Kampung Tua Pasir Merah sendiri, masyarakat setempat mengaku kepada dirinya bahwa terdapat 5 masyarakat yang menyetujui untuk direlokasi.

“Di Pasir Merah masyarakatnya tidak terpecah karena semuanya sampai sekarang masih menolak, 5 kepala keluarga yang setuju itu orang luar. Masyarakat setempat kesal betul dengan 5 kepala keluarga ini karena mengatasnamakan kampung,” tuturnya. (Nando)